Secara umum ular berbisa dikenali dengan memiliki kelenjar bisa (venom gland) dan gigi taring (fang).
Gigi taring merupakan gigi yang berikuran relatif lebih besar dari gigi lainnya. Gigi taring ini berfungsi untuk membantu menghantarkan bisa (venom) ke sasaran yang dibantu otot-otot yang terhubung dengan kelenjar bisa.
Ular-ular berbisa yang secara medis penting sesuai kategorisasi WHO 2016:
Kategori I: Ular berbisa yang mudah ditemui dan banyak menimbulkan insiden, kematian, dan kecacatan.
1. Indonesia Bagian Barat: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan pulau sekitarnya):
1. Kobra Jawa (Naja sputarix)
Suku: Elapidae
Nama daerah: ular kobra, ular sendok, ular dumung.
Pertelaan: Ular ini berukuran sedang, panjangnya bisa mencapai 1.5 meter, kepala berbentuk bulat, leher tidak terlalu jelas antara kepala dan tubuh, umumnya berwarna hitam mengkilap bagian ventral juga berwarna gelap, namun bagian leher bawah berwarna terang. Beberapa variasi warna juga terdapat dalam jenis ini, dimana warna abu-abu perak di daerah Yogyakarta, dan coklat di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Jika marah ular ini menunjukkan perilaku yang khas, yakni mengembangkan tudungnya dan mampu menyemprotkan bisa.
Habitat: Umumnya ular ini berada di wilayah terbuka seperti persawahan, ladang dan sekitar pemukiman.
Mangsa: Mangsa ular ini berupa tikus, burung, jenis ular lain, kadal dan katak. Peyebaran: Endemik Indonesia tersebar di Jawa, Bali, Madura, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor. Tipe bisa: Neurotoksin, sitotoksin, kardiotoksin, nekrotoksin
2. Kobra Sumatera (Naja sumatrana)
Suku: Elapidae
Nama daerah: ular biludak (Padang), ular tedang naja (Kalimantan), ular hentipeh pura (Dayak).
Pertelaan: Ular ini berukuran sedang, panjangnya bisa mencapai 1.2 meter, kepala berbentuk bulat, leher tidak terlalu jelas antara kepala dan tubuh, umumnya berwarna hitam mengkilap bagian ventral juga berwarna gelap, namun bagian leher bawah berwarna terang putih berpola pinggir hitam. Beberapa variasi warna juga terdapat dalam jenis ini, dimana warna coklat terang di beberapa habitat sawit. Jika marah ular ini menunjukkan perilaku yang khas, yakni mengembangkan tudungnya dan mampu menyemprotkan bisa. 14 hitam mengkilap bagian ventral juga berwarna gelap, namun bagian leher bawah berwarna terang. Beberapa variasi warna juga terdapat dalam jenis ini, dimana warna abu-abu perak di daerah Yogyakarta, dan coklat di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara. Jika marah ular ini menunjukkan perilaku yang khas, yakni mengembangkan tudungnya dan mampu menyemprotkan bisa.
Habitat: Umumnya ular ini berada di wilayah terbuka seperti persawahan, ladang dan sekitar pemukiman.
Mangsa: Mangsa ular ini berupa tikus, burung, jenis ular lain, kadal dan katak.
Peyebaran: Endemik Indonesia tersebar di Jawa, Bali, Madura, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor.
Tipe bisa: Neurotoksin, sitotoksin, kardiotoksin, nekrotoksin.
3. Weling (Bungarus candidus)
Suku: Elapidae
Nama daerah: Ular weling (Jawa)
Pertelaan: Ular ini berukuran sedang, panjangnya bisa mencapai 1.5 meter, kepala berbentuk bulat, leher tidak terlalu jelas antara kepala dan tubuh, umumnya berwarna belang hitam dan putih yang mencolok, dengan perut berwarna putih. Tubuh berbentuk silindris dengan ekor panjang meruncing. Terdapat sebaris sisik besar memanjang sepanjang dorsal tubuhnya yang disebut vertebral scale. Beberapa variasi warna juga terdapat dalam jenis ini, yakni beberapa wilayah seperti populasi daerah Cirebon dan Kuningan terdapat warna hitam total. Ular ini aktif di malam hari (nocturnal) dan pada saat siang hari sangat calm, tetapi akan agresif jika terancam.
Habitat: Area persawahan, ladang, dekat perairan dan sekitar pemukiman. Mangsa: Mangsa ular ini adalah ular lain, kadal dan katak.
Peyebaran: Di Indonesia jenis ini tersebar di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Tipe bisa: Neurotoksin
4. Ular Tanah (Calloselesma rhodostoma)
Suku: Viperidae
Nama daerah: oray gibuk (Banten), oray lemah (Sunda), bandotan bedor (Jawa Timur).
Pertelaan: Ular ini berperawakan buntet, ukuran sedang panjangnya bisa mencapai 70- 80 meter, kepala berbentuk segitiga, leher sangat jelas dibedakan dengan bagian kepala dan tubuh, punggungnya berwarna coklat mudan tua, terdapat pola segitiga berseling di kanan dan kiri tubuhnya. Pipi berwarna coklat tua, terdapat garis terang sepanjang moncong, atas mata sampai ke belakang mata. Jenis ini memiliki gigi bisa yang relating panjang. Ular ini berperilaku menyamar dengan warna daun kering, berdiam di tempat yang sama dalam periode waktu yang lama.
Habitat: Area persawahan, ladang, hutan sekunder, pinggiran hutan, perkebunan sawit (Kalimantan). Mangsa: Mangsa ular ini tikus, kadal, mamalia kecil dan katak. Peyebaran: Di Indonesia jenis ini tersebar di Jawa, Bawean, Madura, Kangean, Kalimantan Barat.
Tipe bisa: Hemotoksin, sitotoksin, miotoksin
5. Viper-Pohon Barat (Trimeresurus albolabris)
Suku: Crotalidae
Nama daerah: Truno bamban (Jawa), oray hijo (Sunda). 18 Pertelaan: Ular ini berperawakan buntet, ukuran sedang panjangnya bisa mencapai 50 cm, kepala berbentuk segitiga, leher sangat jelas dibedakan dengan bagian kepala dan tubuh, tubuh berwarna hijau terang, bagian bawah berwarna hijau kekuningan, terdapat garis putih sepanjang samping bawah tubuhnya, bibir bagian atas dan bawah berwarna kuning hijau, ekor sangat prehensile dan berwarna merah bata. Sisik-sisiknya berlunas, iris mata berwarna kuning terang. Ular ini berperilaku menyamar dengan warna hijaunya daun, berdiam di tempat yang sama dalam periode waktu yang lama, aktif di malam hari (nocturnal).
Habitat: Area ladang, hutan sekunder, pinggiran hutan. Mangsa: Mangsa ular ini burung, tikus, kadal, cicak, tokek dan katak. Peyebaran: Di Indonesia jenis ini tersebar di Sumatera, Bangka, Jawa Barat dan Jawa Tengah, Kulonprogo (DIY).
Tipe bisa: Hemotoksin, sitotoksin, miotoksin.
6. Viper-Russel Siam (Daboia siamensis)
Suku: Viperidae
Nama daerah: Bandotan puspo (Jawa).
Pertelaan: Ular ini berperawakan buntet, kepala berbentuk segitiga dengan sisik-sisik berlunas di atas kepala. Warna badan berpola sangat jelas, dengan dasar coklat muda. Pola warna berubah bulatan coklat tua/abu-abu tua yang teratur di seluruh permukaan tubuh, yang terbagi menjadi tiga jajaran, dimana bagian tengah memiliki pola bolatan yang lebih besar. Sisik-sisik tubuhnya berlumas kuat, kepala berbentuk segitiga, leher sangat jelas dibedakan dengan bagian kepala dan tubuh. Perutnya berwarna putih dengan pola bintik-bintik berupa bulan sabit. Panjang dewasa ular ini bisa mencapai 150 cm. Ular ini berperilaku menyamar dengan warna bebatuan, tanah dan seresah, berdiam di tempat yang sama dalam periode waktu yang lama, jika terancam akan mengeluarkan suara mendesis yang cukup keras dan ekornya digetarkan, dengan leher berbentuk S. Pada betina dewasa, jenis ini mampu menghasilkan anakan 20-60 ekor.
Habitat: Padang rumput, kawasan karst.
Mangsa: Mangsa ular ini tikus, kadal, dan katak.
Peyebaran: Di Indonesia jenis ini tersebar di Jawa Timur (Gresik, Mojokerto), Bantul (DIY), NusaTenggara Timur (Flores, Komodo, Lembata/Lomden, Adonara).
Tipe bisa: Hemotoksin, sitotoksin, miotoksin, neurotoksin, kardiotoksin, renotoksin
A.2. Kategori I (Indonesia Bagian Timur: Maluku dan Papua dan pulau sekitarnya):
1. Dead-Adder Papua (Acanthophis Laevis)
Suku: Elapidae
Nama daerah: Dead Adder
Pertelaan: Ular ini berperawakan buntet, kepala berbentuk segitiga dengan sisik-sisik berlunas di seluruh tubuhnya, kecuali sisik kepala bagian atas. Sisi atas mata (supra ocular) mengalami modifikasi menjadi menonjol menyerupai tanduk. Warna badan berpola tipis, dengan dasar abu abu kecoklatan. Pola warna bulatan hitam berjejer sepanjang bagian lateral tubuh. Pola warna belang tipis berwarna coklat muda di bagian dorsal tubuh. Terdapat pola warna bulatan hitam di bagian tempora. Berupa bulatan coklat tua/abu-abu tua yang teratur di seluruh permukaan tubuh, yang terbagi menjadi tiga jajaran, dimana bagian tengah memiliki pola bolatan yang lebih besar. Sisik-sisik tubuhnya berlunas kuat, kepala berbentuk segitiga, leher sangat jelas dibedakan dengan bagian kepala dan tubuh. Perutnya berwarna putih dengan pola bitnik-bintik hitam terutama bagian pinggirnya, ujung ekor berwarna coklat terang.
Ular ini berperilaku menyamar dengan warna bebatuan, tanah dan seresah, berdiam di tempat yang sama dalam periode waktu yang lama. Ular ini sering menggerakan ekornya menyerupai cacing untuk memancing mangsanya (biasanya kadal) mendekat.
Habitat: Seresah lantai hutan, hutan sekunder, dan pekarangan.
Mangsa: Mangsa kadal, katak, mamalia kecil.
Peyebaran: Di Indonesia jenis ini tersebar di Papua, Seram, Tanimbar.
Tipe bisa: Neurotoksin
jenis ular berbisa
76 jenis ular berbisa di indonesia
jenis ular berbisa yang mematikan
jenis ular berbisa dan tidak berbisa
jenis ular berbisa di dunia
jenis ular berbisa rendah
jenis ular berbisa tinggi
jenis ular berbisa di kalimantan
jenis ular berbisa di pulau jawa
jenis ular berbisa di papua
jenis ular berbisa di indonesia
jenis ular air berbisa
jenis ular air yang tidak berbisa
jenis ular berbisa di jawa barat
jenis binatang berbisa selain ular
berbagai jenis ular berbisa
jenis ular berbisa yang berbahaya
contoh jenis ular berbisa
cara membedakan jenis ular berbisa
jenis ular berbisa di sulawesi utara
jenis ular berbisa di sulawesi selatan
jenis ular berbisa di malaysia
jenis ular berbisa di taiwan
jenis ular tidak berbisa di indonesia
24 jenis ular paling berbisa di dunia
jenis ular daun berbisa
jenis ular paling berbisa di indonesia
jenis ular berbisa menengah
jenis jenis ular berbisa di indonesia
foto jenis ular berbisa
gambar jenis ular yang berbisa
gambar jenis ular yang tidak berbisa
jenis ular hijau berbisa
jenis ular hitam berbisa
jenis ular berbisa indonesia
jenis ular berbisa di jawa
jenis-jenis ular berbisa di malaysia
jenis jenis ular berbisa di dunia
jenis jenis ular berbisa
jenis jenis ular tidak berbisa
jenis ular kecil berbisa
jenis ular kecil tidak berbisa
jenis ular laut berbisa
jenis ular laut yang tidak berbisa
jenis ular laut yang paling berbisa
jenis ular tidak berbisa di malaysia
macam macam jenis ular yang berbisa
spesies ular berbisa di malaysia
nama jenis ular berbisa
jenis ular paling berbisa
jenis ular pucuk berbisa
jenis ular pohon berbisa
jenis ular tidak berbisa di pulau jawa
jenis ular pohon yang tidak berbisa
jenis ular peliharaan yang tidak berbisa
jenis ular sawah berbisa
jenis ular sawah yang tidak berbisa
semua jenis ular yang berbisa
jenis ular tidak berbisa
jenis ular tanah berbisa
jenis ular hijau tidak berbisa
jenis ular hijau yang tidak berbisa
jenis ular berbisa warna hijau
jenis-jenis ular berbisa
jenis ular berbisa yang ada di indonesia
jenis ular yang beracun
jenis ular hijau yang berbisa
jenis ular sawah yang berbisa
jenis ular air yang berbisa
jenis ular laut yang berbisa
jenis ular yang tidak berbisa
jenis ular yang berbisa
semua jenis ular berbisa
5 ular paling berbisa di dunia
7 jenis bisa ular
0 Comments