Kala II persalnan dimulai ketika pembukaan crviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga dengan kala pengeluaran.
Persalina kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkapatau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm
TANDA DAN GEJALA KALA II PERSALINAN
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan:- Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
- Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
- Perinium terlihat menonjol
- Vulva – vagina dan sfingter ani terlihat membuka
- Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Penanganan kala II
- Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
- Mendampingi agar merasa nyaman
- Menawarkan minum, mengipasi dan memijat bayi
- Menjaga kebersihan diri:
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Jika ada darah, lendir , atau cairan ketuban segera dibersihkan
- Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
- Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu dengan cara:
- Menjaga privacy ibu
- Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
- Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
- Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing meneran dapat dipilih posisi berikut:
- Jongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perinium dan infeksi
- Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesering mungkin
- Memberikan cukup minum: memberi tenaga, dan mencegah dehidrasi
Jenis Tindakan |
Deskripsi dan keterangan |
Kateterisasi secara rutin | Tindakan kateterisasi dapat mengakibatkan lecet, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kencing
|
Menekan fundus dengan tangan | Tindakan ini hanya membuat rasa nyeri pada ibu, tetapi tidak membantu dalam kelahiran bayi, bahkan dapat menyebabkan ruptura uteri
|
Mengedan dengan posisi terlentang |
|
Mengedan dengan menahan nafas panjang | Dapat menimbulkan hipoksia janin intrauterin |
Episiotomi sebagai tindakan rutin |
|
Memutar leher bayi | Dapat menimbulkan kelemahan saraf bracial
|
Melakukan rangsangan berlebihan |
|
Mengisap lendir terlalu lama, dalam dan kuat | Ada hubungannya dengan aritmia jantung, spasme laring, dan vasospasme arteri pulmonalis dan gangguan mengisap |
Membiarkan bayi basah atau tidak diselimuti | Dapat menyebabkan hipotermia |
Tidak menghadirkan orang-orang yang berarti bagi ibu | Ibu yang selalu ditemani oleh seseorang biasanya masa persalinannya tidak lama, lebih sedikit yang dioperasi, dan menghindarkan depresi pasca persalinan |
Posisi litotomiatau terlentang saat saat melahirkan bayi |
|
0 Comments