Pengertian Partograf
Partograf adalah bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tidakan yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2017).
Tujuan Partograf
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
- Mencatat kemajuan persalinan.
- Mencatat kondisi ibu dan janinnya.
- Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.
- Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan.
- Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
(JNPK-KR, 2017).
Penggunaan Partograf
- Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua persalinan, baik normal maupun patologis.
- Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, Puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
- Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya.
Pengisian Partograf
Pengisian partograf antara lain:
Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu :
- Denyut jantung janin : setiap 30 menit
- Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
- Nadi : setiap 30 menit
- Pembukaan serviks : setiap 4 jam
- Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
- Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
- Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2-4 jam
(JNPK-KR, 2017).
Pencatatan selama fase aktif persalinan
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil–hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan informasi tentang ibu meliputi :
- Waktu pecahnya selaput ketuban
- Kondisi janin :
- DJJ (denyut jantung janin)
- Warna dan adanya air ketuban
- Penyusupan ( moulase) kepala janin.
- Kemajuan persalinan
- Pembukaan serviks
- Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin
- Garis waspada dan garis bertindak
- Jam dan waktu
- Waktu mulainya fase aktif persalinan
- Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
- Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya
- Obat–obatan dan cairan yang diberikan:
- Oksitisin
- Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
- Kondisi ibu :
- Nadi, tekanan darah, dan temperature
- Urin (volume , aseton, atau protein)
- Asuhan, pengamatan, dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan) (Sarwono, 2014).
Mencatat temuan pada Partograf
(1) Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam atau pukul” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang pada fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.
(2) Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin).
(a) Denyut jantung janin
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas bersambung. Kisaran normal DJJ terpapar pada Partograf diantara 180 dan 100. Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
(b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U : Selaput ketuban utuh (belum pecah)
J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir lagi
(c) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan
3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
(JNPK-KR, 2017).
(d) Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera dikolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Perubahan nilai atau perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesaui dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukan waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.
(e) Pembukaan servik
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X‟ harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.Perhatikan :
- Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dalam.
- Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan serviks dari hasil pemeriksaan dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang sesuai dengan bukaan serviks ( hasil periksa dalam ) dan cantumkan tanda „X‟ pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada
- Hubungkan tanda „X‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus) (JNPK-KR,2017).
(f) Penurunan bagian terbawah janin
Berikan tanda “O‟ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda „O‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
(g) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit. Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan (JNPK-KR,2017).
(h) Jam dan waktu
Setiap kotak pada partograf untuk kolom waktu (jam) menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan (JNPK-KR,2017).
(i) kontraksi uterus
Cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi (JNPK-KR,2017).
(j) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
i. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam tetes per menit.
ii. Obat-obatan lain
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (JNPK-KR,2017).
Halaman belakang
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan–tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV (termasuk bayi baru lahir) (JNPK-KR, 2017).
Cara pengisian :
(1) Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.
(2) Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang temuan selama fase laten,grrafik melewati atau tidak, masalah-masalahn lain yang timbul, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan tersebut.
(3) Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain, penatalaksanaan masalah tersebut dan hasilnya
(4) Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, rangsangan pada fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai (JNPK-KR, 2017).
Untuk derajat laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan :
Gambar 2.4 Derajat Laserasi Perineum
Sumber : JNPK-KR, 2017.Asuhan Persalinan Normal. Halaman108
Keterangan :
(a) Derajat Satu : Mukosa Vagina, Komisura Posterior, dan kulit Perineum.
(b) Derajat Dua : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum.
(c) Derajat Tiga : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot per
(d) ineum, dan otot sfingter ani.
(e) Derajat Empat : Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum , otot perineum, otot sfingter ani, dan dinding depan rektum.
(5) Bayi baru lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang sesuai (JNPK-KR, 2017).
(6) Kala IV
(a) Kala IV berisis data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan.
(b) Pemantauan pada kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai resiko atau keispan penolong mengantisispasi komplikasi perdarahan pascapersalinan.
(c) Pemanatauan kala IV dilakukan setiap 15 menit sekali dalam 1 jam pertama setelah melahirkan selanjutnya setiap 30 menit pada satu jam berikutnya.
(d) Pantau temperature tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca persalinan
(e) Isikan hasil pemeriksaan pada kolom yang sesuai.
(f) Bila timbul masalah pada kala IV, tuliskan jenis dan cara penanganannya pada bagian masalah kala IV dan bagian berikutnya.
(g) Bagian yang diarsir tidak perlu diisi
Catatkan semua temuan selama kala IV persalinan ((JNPK-KR, 2017).
0 Comments