Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan adalah ASI. Menyusui secara eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi tambahan makanan atau cairan lain. Berikan ASI sesuai keinginan bayi paling sedikit 8 Kali sehari, pagi, siang, sore maupun malam.
Pada hari-hari pertama setelah kelahiran apabila bayi dibiarkan menyusu sesuai keinginannya dan tidak diberikan cairan lain maka akan dihasilkan secara bertahap 10 – 100 mL ASI per hari. Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 mL ASI per hari (kisaran 600-1000 mL). Setelah 6 bulan pertama produksi ASI akan menurun menjadi 400-700 mL sehingga diperlukan makanan pendamping ASI. Setelah 1 tahun, produksi ASI hanya sekitar 300-500 mL sehingga makanan padat menjadi makanan utama.
Pada bayi, terdapat 3 jenis releks yang berhubungan dengan proses menyusu, yaitu:
- Refleks mencari puting susu (rooting reflex)
- Releks mengisap (suckling reflex)
- Releks menelan (swallowing relex)
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-bayi dan anjurkan untuk menyusui bayinya sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI sehingga mencukupi kebutuhan bayi. Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum (susu beberapa hari pertama kelahiran) adalah zat bergizi dan mengandung zat-zat kekebalan tubuh. Minta ibu untuk memberi ASI sesuai dengan keinginan atau tanda dari bayinya. Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga puas atau bayi melepas sendiri puting susu ibu (sekitar 15-20 menit). Berikan payudara sisi lainnya hanya bila bayi masih menunjukkan tanda ingin menyusu. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi lama bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang diterima bayi dan akan menurunkan produksi susunya. Anjurkan ibu untuk bertanya mengenai cara pemberian ASI dan kemudian beri jawaban lengkap dan jelas. Pesankan untuk mencari pertolongan bila ada masalah dengan pemberian ASI.
CARA MENYUSUI YANG BENAR
- Menyusui dalam posisi dan perlekatan yang benar, sehingga menyusui efektif.
- Menyusui minimal 8 kali sehari semalam (24 jam)
- Menyusui kanan-kiri secara bergantian, hanya berpindah ke sisi lain setelah mengosongkan payudara yang sedang disusukan.
- Keuntungan pengosongan payudara adalah:
- Mencegah pembengkakan payudara
- Meningkatkan produksi ASI
- Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir)
POSISI MENYUSUI
- Jika ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung bersandar dan kaki tidak menggantung.
- Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi tidak tertutup.
Kemudian tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi. Ibu hendaknya :
- Seluruh badan bayi tersangga dengan baik jangan hanya leher dan bahunya saja.
- Kepala dan tubuh bayi lurus
- Badan bayi menghadap ke dada ibunya
- Badan bayi dekat ke ibunya.
Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik:
- Dagu bayi menempel payudara ibu
- Mulut bayi terbuka lebar
- Bibir bawah bayi membuka keluar
- Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak
Apabila posisi menyusu dan perlekatan ke payudara benar maka bayi akan mengisap dengan efektif
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI
ASI akan keluar lebih banyak jika payudara mendapatkan rangsang yang lebih lama dan lebih sering.
- Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin.
- Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.
- Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian.
- Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
- Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.
MENGATASI MASALAH PEMBERIAN ASI PADA BAYI
MASALAH | PEMECAHAN |
Bayi banyak menangis/rewel |
|
Bayi tidak tidur sepanjang malam |
|
Bayi menolak untuk menyusu |
|
Bayi bingung puting |
|
Bayi prematur dan Bayi kecil (BBLR) |
|
Bayi kuning (ikterus) |
|
Bayi sakit |
|
Bayi Sumbing |
|
Bayi kembar |
|
Bayi banyak tidur | Jika bayi selalu mengantuk dan tetap tertidur meskipun saat menyusu terakhirnya telah lewat dari 3 jam yang lalu, Ibu dapat mencoba menyusuinya dengan cara: |
- Letakkan bayi di dada ibu sesering mungkin sehingga dapat melihat tanda-tanda bayi mulai terjaga dan dapat segera menawarinya untuk menyusu.
- Redupkan cahaya dalam ruangan agar bayi mau membuka matanya.
- Bangunkan bayi dengan cara:
- berbicara dengan bayi
- membuka selimut/pakaian bayi
- mengusap-usap wajah dan tubuh bayi
- memandikan bayi
- Rangsang releks rooting bayi dengan menyentuhkan puting ibu ke pipinya.
- Teteskan ASI perah ke mulut bayi.
- Setiap kali gerakan memerah ASI dari mulut bayi berkurang, gerakkan payudara ke arah langit-langit mulut bay
- Katakan kepada ibu bahwa semakin sering menyusui, semakin banyak air susu yang diproduksi.
- Susui bayi setiap minta. Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui. Biarkan bayi menyusu sampai payudara terasa kosong. Berikan ASI dari kedua payudara.
- Hindari pemberian makanan atau minuman selain ASI.
- Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI. Pada 3 hari pertama pasca bersalin, hormon kehamilan masih tinggi sehingga aliran ASI masih sedikit. Namun kebutuhan bayi pada 3 hari pertama memang hanya berkisar 2-20 ml tiap kali menyusu.
- Susui sesuai keinginan bayi dan lebih sering.
- Jangan biarkan lebih dari 2 jam tanpa menyusui.
- Ibu dapat terus memberikan ASI pada keadaan luka tidak begitu sakit.
- Perbaiki posisi dan perlekatan. Olesi puting susu dengan ASI. Mulai menyusui dari puting yang paling tidak lecet.
- Puting susu dapat diistirahatkan sementara waktu, kurang lebih 1 x 24 jam jika puting lecet sangat berat. Selama puting diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
- Berikan parasetamol 1 tablet tiap 4 – 6 jam untuk menghilangkan nyeri. Gunakan BH yang menyokong payudara.
- Jika ada luka/bercak putih pada puting susu, segera hubungi bidan
- Tidak perlu memperbaiki kondisi puting sebelum persalinan
- Ajari posisi dan cara perlekatan yang benar.
- Ibu dan bayi perlu sesering mungkin melakukan kontak kulit dengan kulit untuk memberi kesempatan pada bayi menemukan sendiri posisi cara yang paling nyaman baginya untuk menyusu.
- Bila bayi belum dapat melekat dengan baik pada minggu minggu pertama, ibu dapat memerah ASI dan memberinya dengan gelas.
- Bisa juga menggunakan spuit 10 – 30 ml yang dipotong ujungnya sehingga pendorong spuit bisa dimasukkan dari ujung tersebut. Ujung sisi yang tidak dipotong dapat dilekatkan ke areola ibu dan pendorong spuit ditarik untuk merangsang penonjolan puting sebelum menyusui.
- Seiring dengan pertumbuhan bayi, mulut bayi menjadi lebih besar dan keterampilannya untuk menyusupun meningkat.
- Hindari penggunaan botol susu dan dot / kempeng karena hanya akan menghalangi bayi untuk mampu menyusu.
- Usahakan menyusui sampai payudara kosong.
- Kompres payudara dengan air hangat selama 5 menit. Urut payudara dari arah pangkal menuju puting.
- Bantu ibu untuk memerah ASI sebelum menyusui kembali.
- Susui bayi sesegera mungkin (setiap 2 – 3 jam) setelah payudara ibu terasa lebih lembut. Apabila bayi tidak dapat menyusu, keluarkan ASI dan minumkan kepada bayi.
- Kompres payudara dengan kain dingin setelah menyusui.
- Keringkan payudara.
- Jika masih sakit, perlu dicek apakah terjadi mastitis.
- Beri antibiotika.
- Beri obat penghilang rasa nyeri.
- Kompres hangat.
- Tetap berikan ASI dengan posisi yang benar sehingga bayi dapat mengisap dengan baik.
- Jika telah terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak disusukan, tetapi ASI harus tetap dikeluarkan dengan diperah untuk membantu proses penyembuhan dan menjaga produksi ASI.
- Ibu yang menderita batuk pilek demam (selesma), diare atau penyakit ringan lainnya dapat tetap menyusui bayinya. ASI saat ibu sakit ringan tidak berbahaya, justru memberikan kekebalan pada bayi terhadap penyakit yang sedang diderita ibu.
- Tidurkan bayi disamping ibu dan motivasi ibu supaya tetap menyusui bayi.
- Jelaskan bahwa ibu dapat minum obat yang aman untuk ibu menyusui. Susui bayi sebelum ibu minum obat.
- Ibu jangan minum obat tanpa sepengetahuan dokter/bidan, karena mungkin dapat membahayakan bayi.
- Susui bayi pagi hari sebelum berangkat kerja, segera setelah pulang kerumah dan lebih sering pada malam hari.
- Jika ada Tempat Penitipan Bayi di tempat bekerja, susui bayi sesuai jadwal. Jika tidak ada, perah ASI di tempat bekerja.
- ASI perah disimpan untuk dibawa pulang, atau dikirim ke rumah.
- Pastikan pengasuh memberi ASI perah dengan cangkir atau sendok.
- Tumbuhkan rasa percaya diri ibu. Bedah kaisar tidak mempengaruhi produksi ASI. Ibu tetap dapat menyusui segera setelah bayi lahir (melakukan Inisiasi Menyusu Dini), tetap dapat menyusui eksklusif hingga usia 6 bulan dan terus menyusui hingga usia 2 tahun atau lebih.
- Komunikasikan pada ibu dan keluarga bahwa IMD pada bayi lahir dari bedah kaisar umumnya memerlukan waktu sedikit lebih lama
- Posisi menyusui perlu disesuaikan dengan posisi yang paling nyaman bagi ibu terkait dengan nyeri pada luka operasi.
- Posisi menyusui sambil tidur miring dapat dilakukan dengan posisi dada bayi berhadapan dengan dada ibu. Setelah 24 jam umumnya ibu boleh bergerak lebih leluasa, termasuk duduk, sehingga ibu dapat menyusui sambil duduk.
- Rasa sakit yang berlebih setelah operasi dapat mempengaruhi kepercayaan diri ibu untuk menyusui. Ingatkan ibu untuk mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, termasuk obat anti nyeri
PERAWATAN PAYUDARA
Jelaskan pada ibu cara merawat payudaranya:
- Jika posisi bayi terhadap payudara tidak sesuai maka kecukupan nutrisi bayi tidak terjamin dan puting susu ibu mungkin mengalami trauma. Ingat bahwa ibu harus duduk atau berbaring dalam posisi yang nyaman dan bayi berada di dekatnya. Ibu tidak boleh mencondongkan tubuh ke arah bayi saat menyusui, tapi ibu harus dapat membawa bayi ke arahnya. Harus disediakan atau gunakan beberapa bantal untuk membantu ibu menopang bayinya atau letakkan bayi diatasnya agar tinggi posisi bayi sesuai.
- Minta ibu untuk memastikan bahwa puting susunya tetap bersih dan kering. Anjurkan ibu untuk mengeringkan payudaranya setelah menyusukan bayi. Keringkan puting dengan diangin-anginkan sebelum ibu mengenakan pakaian. Jangan menggunakan kain atau handuk untuk mengeringkan puting karena akan mengiritasi.
- yakinkan bahwa puting susu lecet dan retak bukan merupakan hal yang berbahaya dan tidak menghalangi ibu untuk terus menyusukan bayinya. Jika puting susu ibu lecet dan retak, amati cara ibu menyusukan bayinya karena cara yang salah dapat menimbulkan hal tersebut. Untuk mencegah retak dan lecet, ajarkan ibu untuk mengeluarkan sedikit ASInya kemudian dioleskan ke puting susunya.
- Jelaskan cara mengkaji gejala dan tanda tersumbatnya saluran ASI atau mastitis kepada ibu dan keluarganya. Jika hal tersebut terjadi maka anjurkan ibu untuk mencari pertolongan segera tetapi tetap meneruskan pemberian ASI. Jelaskan mungkin ia mengalami masalah dengan payudaranya apabila tampak gejala atau tanda berikut ini:
- Bintik atau garis merah atau panas pada salah satu atau kedua payudara
- Gumpalan atau pembengkakan yang terasa nyeri
- Demam (suhu lebih dari 38oC)
CARA MENGELUARKAN/MEMERAH ASI
Cara mengeluarkan ASI yang akan dibahas disini adalah memerah ASI menggunakan tangan. Cara ini paling baik, cepat, efektif dan ekonomis. Oleh karena itu ibu dianjurkan melakukan cara ini.
- Cuci tangan ibu sebelum memegang payudara.
- Cari posisi yang nyaman, duduk atau berdiri dengan santai.
- Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI.
- Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan.
- Letakkan ibu jari pada batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah.
- Tekan kedua jari ini ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi.
- Pijat daerah di antara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memerah dan mengeluarkan ASI. Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit.
- Ulangi gerakan tangan, pijat dan lepas beberapa kali.
- Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara berputar pada sisi-sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan.
- Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sampai payudara kosong
CARA MENYIMPAN ASI
ASI yang telah ditampung di cangkir atau gelas bertutup, dapat disimpan dengan cara sebagai berikut:
- Pada suhu kamar/di udara terbuka (26OC), tahan disimpan selama 6-8 jam
- Disimpan di termos es, tahan selama 24 jam.
- Disimpan dalam lemari es, tahan sampai 2-3 hari.
- Disimpan dalam Freezer.
- Bila lemari es 1 pintu tahan sampai 2 minggu
- Bila lemari es 2 pintu/khusus freezer tahan sampai 3 bulan
CARA MEMBERIKAN ASI SETELAH DISIMPAN
Memberikan ASI yang disimpan dapat dilakukan oleh semua orang – tidak harus ibu bayi. Caranya adalah:
- Cuci tangan sebelum memegang cangkir/gelas bertutup berisi ASI.
- ASI yang disimpan pada suhu kamar, dapat segera diberikan sebelum masa simpan berakhir (8 jam).
- ASI yang disimpan di termos atau lemari es, terlebih dahulu harus dihangatkan. Rendam cangkir yang berisi ASI dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu sampai ASI mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api/kompor.
- Berikan ASI dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol dan dot.
CARA MEMBERIKAN ASI DENGAN CANGKIR
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu dengan cangkir adalah:
- Mulai dengan 80 ml/kg BB/hari. Selanjutnya ditingkatkan volume 10-20 ml/kg BB/hari.
- Hitung masukan cairan dalam 24 jam, bagi menjadi 8 kali pemberian
- Untuk bayi sakit atau kecil, berikan setiap 2 jam.
YANG PERLU DIPERHATIKAN PEMBERIAN ASI DENGAN CANGKIR
- Ukur jumlah ASI dalam cangkir.
- Posisikan bayi pada posisi setengah tegak di pangkuan ibu.
- Posisikan cangkir di bibir bayi.
- Letakkan cangkir pada bibir bawah secara perlahan
- Sentuhkan tepi cangkir sedemikian rupa hingga ASI menyentuh bibir bayi.
- Jangan tuangkan ASI ke mulut bayi.
- Bayi akan bangun, membuka mulut dan mata, kemudian akan mulai minum.
- Bayi akan mengisap ASI dan ada sedikit yang tumpah.
- Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya
- Bayi menelan ASI
- Bayi akan selesai minum bila sudah menutup mulut atau pada saat sudah tidak tertarik lagi terhadap ASI
- Bila bayi tidak menghabiskan ASI yang sudah ditakar.
- Berikan minum dalam waktu lebih lama.
- Ajari ibu untuk menghitung jumlah ASI yang diminum dalam 24 jam, tidak hanya sekali minum
- Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali, gunakan salah satu alternatif :
- Berikan ASI donor.
- Berikan susu formula.
- Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup, apabila bayi menelan sebagian besar ASI dan menumpahkan sebagian kecil serta berat badannya meningkat.
0 Comments