Pengertian Menopause
Menopause adalah penghentian
haid atau periode haid terakhir pada kehidupan seorang perempuan. Periode transisional antara siklus ovulatorik dan
menopause, saat fungsi ovarium menurun secara prgresif, dikenal sebagai periode
pramenopause atau klimakterium. Istilah “pascamenopause”
atau “menopause” mengacu kepada waktu setelah
menopause. Selama waktu ini, seorang perempuan biasnaya mengalami berbagai
perubahan endokrin, somatic dan psikologik.
The
Council Of Alfiliated Menopause Societies (CAMS)
menyatakan bahwa menopause adalah penghentian menstruasi secara permanen yang
bukan merupakan penyakit melainkan proses alamiah sebagai akibat dari
berkurangnya produksi ovarium yang dihasilkan oleh hormone seksual. Seorang
wanita dapat dinyatakan menopause apabila seorang wanita tidak mengalami siklus
menstruasi selama 12 bulan berturut – turut (Kalb, 2007).
Menopause merupakan tahap yang
normal dalam kehidupan. Dampaknya terhadap kesehatan baru mulai terlihat ketika
angka harapan hidup wanita meningkat pesat diatas decade ke – 6. Secara
fungsional, menopause dapat di anggap sebagai “sindrom
menghilangnya estrogen”, keadaan ini diketahui dengan
berhentinya menstruasi dan pada mayoritas wanita, timbul tanda dan gejala seperti hot flushes (rasa panas), insomnia, atrofi vagina, pengecilan payudara dan penurunan
elastisitas kulit. Osteoporosis dan 7 penyakit
kardiovaskular menggambarkan dampak jangka panjang defisiensi estrogen.
Keduanya merupakan tanda yang timbul ebih lambat dan kurang dapat diperkirakan
dibandingkan tanda dan gejala awal menopause. (Linda & Danny, 2006 : 56 –
57)
Menopause adalah
berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh hilangnya fungsi
folikel – folikel sel telur (Safrina, 2009). Menurut Pakasi (2000),
menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh
hormon – hormon dari otak dan sel telur. Menopause meruapakn suatu fase alamiah
yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi di atas usia 40
tahun. Kondisi ini merupakan suatu akhir proses biologis yang menandai
berakhirnya masa subur seorang wanita. Dikatakan menopause bila siklus
mestruasinya telah berhenti selama satu tahun. Berhentinya haid tersebut akan
membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Retnowati,
2001).
Usia median menopause
adalah 50 -51 tahun dan usia harapan hidup rata – rata perempuan di AS saat
lahir adalah 79 tahun. Dengan demikian, sekitar sepertiga usia
kehidupan seorang perempuan berlangsung setelah menopause. Usia rata – rata
terjadinya menopause tampaknya tidak berkaitan dengan usia awitan menarche,
kondisi social atau ekonomi, ras, paritas, tinggi, atau berat badan.
Usia saat menopause dapat dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, perokok mengalami menopause spontan yang lebih dini daripada bukan perokok.
Fase menopause dibagi menjadi
dua yaitu pramenopause dan postmenopause. Pramneopause merupakan fase transisi
menuju menopause 8 dimana mulai terjadi perubahan hormone dan terjadi siklus
menstruasi secara tidak teratur. Sedangkan postmenopause merupakan fase diaman
wanita tidak mengalami menstruasi lebih dari 12 bulan (Martin, 2013).
Periode Menopause
Dalam Fase Klimakterium
Menopause merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap perempuan dan
umumnya terjadi pada usia 50 tahun (rentang usia 40 – 60 tahun). Sekitar 1%
perempuan mencapai menopausen sebelum usia 40 tahun yang disebut menopause
prekoks, sementara berhentinya menstruasi antara usia 40 – 45 tahun disebut
dengan menopause dini (early menopause) yang terjadi pada 10 % perempuan
(Ninsih, 2008). Rambulangi (2006) menyatakan bahwa, usia seorang perempuan
memasuki masa premenopause antara 40 – 49 tahun.
Berikut ini pembagian fase
klimakterium dibagi menjadi empat fase (Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2003) yaitu
- Premenopause
Fase
premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan yang
memanjang dan jumlah darah haid yang relatif tidak banyak dan kadang – kadang
disertai nyeri haid. Fase premenopause adalah fase antara umur 40 – 5- tahun
dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus yang tidak
teratur dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang
relatif banyak, kadang – kadang disertai disminorea. Pada wanita tertentu
timbul keluhan 9 vasomotorik, keluhan – keluhan yang bersifat psikis dan
gangguan neurvegetatif. (Baziad, 2003)
- Perimenopause
Perimenopause
merupakan fase peralihan antara premenopause dan pascamenopause. Fae ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Sebanyak 40 % wanita siklus
haidnya anovulatorik. Pada umumnya wanita telah mengalami berbagai keluhan
klimakterik.
- Menopause
Fase
ketiga ditandai dengan berhentinya haid atau haid yang terakhir akibat
menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menopause biasanya terjadi sekitar umur
50 tahun (Dorland, 2002). Seorang wanita dikatakan telah mengalami menopause
jika telah berhenti haid selama 12 bulan, dijumpai kadar FSH atau Folikel
Stimulazing Hormone darah lebih dari 40 mIU/mL dan kadar estrogen kurang dari
30 pg / ml. Menopause terjadi lebih kurang umur 50 tahun. Umumnya batas
terendah terjadinya menopause adalah 44 tahun. Menopause yang timbul secara
artificial karena operasi, radiasi atau penyakit tertentu biasanya menimbulkan
keluhan yang lebih banyak di bandingkan dengan menopause alamiah. (Baziad,
2003)
- Pasca menopause
Fase
ini merupakan fase dimana seorang wanita tidak mengalami haid selama 12 bulan
setelah menopause. Ovarium sudah tidak berfungsisama sekali, kadar estrogen
berada antara 20 – 30 pg/ml dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat.
(Baziad, 2003) 10 3.Usia Saat Menopause
Menopause terjadi pada usia yang bervariatif,
terjadi rata – rata usia menopause 45 – 50 tahun, pada dewasa ini ada
kecenderungan , untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua misalnya
pada tahun 1915 menopause di katakan terjadi pada umur 44 tahun sedangkan pada
tahun 1950 menopause terjadi pada umur yang mendekati 50 tahun. Menurut Manuaba
(1999) menopause rata – rata terjadi pada usia 45 – 50 tahun dengan gambaran
klinis normal menstruasi berhenti. Namun ada juga yang memasuki usia menopause
sebelum 48 tahun atau sesudah 48 tahun.
Sebagian besar wanita mulai mengalami gejalanya pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun.
Di
inggris raya, usia rata – rata saat periode menstruasi berhenti adalah 51
tahun. Usia ini masih konstan selama bertahun – tahun meski perbaikan umum
dalam pemberian layanan perawatan kesehatan mengakibatkan peningkatan usai
harapan hidup yang jauh lebih tua dibandingkan usia harapan hidup yang
diketahui oleh generasi sebelumnya. Saat ini, wanita diharapkan dapat hidup
lebih lama lagi setelah menopause dan ini merupakan sebagian alasan mengapa
wanita lebih memikirkan pengaruh janka panjang defisiensi estrogen. Meski 51
tahun merupakan usia rata – rata menopause, menopause umumnya terjadi pada usia
antara usai 45 hingga 58 tahun dan dapat terjadi lebih awal pada beberapa
wanita. Menopause yang terjadi sebelum usia 40 digambarkan sebagai menopause
prematur dan wanita yang mengalaminya memerlukan perhatian khusus. (Gilly
Andrews (2002) : 464)
Penyebab / Proses Terjadinya Menopause
Ovarium
pascamenopause berukuran kecil dan tidak berisi folikel. Penampakan ovarium
pascamenopause, bersamaan dengan observasi terhadap tindakan ooforektomi yang
berhubungan dengan gejala – gejala menopause, membuktikan teori yang
sesungguhnya bahwa depresi folikle bertanggungjawab atas terjadinya menopause.
Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa menopause dapat disebabkan oleh sistem
saraf pusat dan ovarium. Selain itu, pria tampaknya mengalami perubahan serupa,
walaupun lebih lambat dan lebih tidak terlihat, yang disebut andropause.
Perubahan keduanya dapat disebut sebagai “gonopause”. Mekanisme yang terkait
dalam sistem saraf pusat dan gonad sangat luas dan menggambarkan proses penuaan
yang umum.
Fertilitas
menurun secara drastic pada wanita saat memasuki usia 35 tahun dan lebih cepat
lagi setelah usia 40 tahun. Percepatan setelah usia 40 tahun mungkin merupakan
tanda pertama dari kegagalan ovarium yang akan terjadi. Walaupun folikel –
folikel ovarium tidak terlihat melalui USG, namun usaha menginduksi ovulasi
buatan dengan menyuntikkan gonadotropin kemungkinan besar tidak berhasil
setelah usia lebih dari 45 tahun. Ini menunjukkan adanya gangguan fisiologis
yang berkembang didalam oosit atau folikel sebelum mereka menghilang. Sekitar 3
– 4 tahun sebelum menopause., kadar FSH mulai meningkat sedikit dan produksi
estrogen, inhibin, dan progesterone ovarium menurun. Lamanya siklus menstruasi
cenderung memendek seiring dengan fase folikuler yang secara progresif
memendek. Akhirnya ovulasi dan menstruasi benar – benar berhenti. Usia 12 onset
menopause hanya sedikit mengalami perubahan sepanjang waktu, walaupun bangsa
yunani kuno menyebutkan biasanya pada usia 50 tahun. Usia menopause dipengaruhi
oleh berbagai factor. Usia menopause ibu dapat dijadikan sebagai perkiraan
untuk usia menopause anak perempuannya. Usia menarche tidak mempengaruhi usia
menopause. Sebagian besar setuju bahwa ras dan paritas tidak memiliki pengaruh
pada usia menopause. Perokok mengalami usia menopause pada usia yang lebih dini
daripada bukan perokok.
Walaupun
kegagalan ovarium merupakan komponen utama pada menopause, namun perubahan
fungsional pada tingkat hipofisis juga terjadi. Perubahan muncul dalam ritme
intrinsic, yang mengontrol waktu tidur dan aksis neuroendokrin. Perubahan dalam
osilator sirkadian tersebut menyebabkan hilangnya sekresi melatonin nocturnal
dan mengubah waktu tidur, menurunkan kemampuan respon aksis gonadotropin
terhadap umpan balik steroid, dan menurunkan produksi steroid adrenal. Penuaan
juga berhubungan dengan penurunan yang lebih umum dan fungsi saraf dopaminergik
dan noradrenergic sentral. Defisiensi estrogen selanjutnya menyebabkan
defisiensi dopamine dengan meningkatkan rasio norapinefrin terhadap dopamine.
Selama
menopause, penurunan produksi estrogen dan inhibin ovarium mengurangi sinyal
umpan balik negative terhadap hipofisis dan hipotalamus dan menyebabkan
peningkatan yang progresif pada kadar gonadotropin. Karena inhibin bekerja
secara khusus untuk meregulasi FSH, maka kadar FSH meningkat secara tidak proporsional
terhadap kadar LH. Jika terdapat 13 keraguan, maka peningkatan kadar FSH serum
yang menetap memastikan ovarium terus membuat androgen testosterone dan
androstenedion.
Mayoritas
biosintesis steroid terjadi di dalam sel hilus medulla kelenjar dan sangat
sedikit terjadi di dalam stroma. Sel hilus memiliki asal – asul embriologis
yang sama dengan sel leydig testis, yang merupakan sel pensekresi pada pria.
Walaupun
produksi estrogen ovarium berhenti saat menopause, wanita pascamenopause tidak
sepenuhnya mengalami defisiensi estrogen. Jaringan – jaringan perifer seperti
lemak, hati dan ginjal menghasilkan enzim aromatase dan dapat mengubah androgen
yang bersikulasi menjadi estrogen. Perbedaan utama antara estrogen yang
langsung di sekresi oleh ovarium dengan estrogen yang berasal dari konvensi
perifer adalah estron. Estron merupakan estrogen yang dihasilkan dari
aromatisasi androstenedion, suatu androgen utama yang disekresi oleh ovarium
pascamenopause dan kelenjar adrenal. Estron merupakan estrogen yang sangat
lemah dibandingkan dengan estradiol. Pada konsentrasi yang biasa ditemukan pada
wanita pascamenopause, estron tidak memberikan proteksi terhadap dampak jangka
panjang defisiensi estrogen. Wanita pascamenopause yang obes dapat memproduksi
estron dalam jumlah besar. Jumlah estron endrogen yang besar ini memberikan
perlindungan terhadap risiko gejala vasomotor dan osteoporosis pada menopause.
Pajanan terus menerus endometrium terhadap stimulasi estrogen yang tidak
dilawan oleh progesterone pascaovulasi akan meningkatkan risiko terjadinya
hyperplasia dan karsinoma endometrium. Endometrium tidak pernah dikonvensi dari
keadaan polireveratif yang fisiologis menjadi bentuk 14 sekretorik dan
pe.rtumbuhan yang tidak terkontrol ini dapat menimbulkan perubahan neoplastik.
Risiko terhadap stimulasi endometrium yang serupa juga terjadi pada wanita yang
hanya mendapatkan estrogen sebagai pengganti hormone pascamenopause. (Linda
& Danny, 2006 : 56 – 57)
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kapan Seorang Wanita Mengalami Menopause
- Usia
haid pertama kali (menarche)
Beberapa
ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama
kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Semakin muda
seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki
masa menopause.
- Faktor
psikis
Keadaan
seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Mereka akan mengalami masa menopause lebih muda,
dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja / bekerja atau tidak menikah
dan tidak bekerja.
- Jumlah
anak
Meskipun
belum ditemukan hubungan antara jumlah anak dengan menopause, tetapi beberapa
peneliti menemukan bahwa semakin sering seorang wanita melahirkan maka semakin
tua atau lama mereka memasuki masa menopause.
- Usia
melahirkan
Semakin
tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause.
Penelitian yang dilakukan Beth Israel 15 Deaconess Medical Center in Boston,
mengungkapkana bahwa wanita yang masih melhirkan di atas usia 40 tahun akan
mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan
persalinan akan memperlambat sistem kerja organ repsoduksi bahkan akan
memperlambat proses penuaan tubuh
- Pemakaian
kontrasepsi
Pemakaian
kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa
terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga
tidak memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan
lebih lama atau tua memasuki usia menopause.
- Merokok
Wanita
perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause.Upaya – Upaya Menghadapi Menopause
Berikut ini upaya – upaya yang dilakukan untuk menghadapi menopause :Menerapkan pola makan yang sehat
- Kalsium, diperlukan penting untuk kekuatan tulng agar tetap kuat dan sehat berhubungan dengan meningkatnya risiko wanita menopause 16 mengalami osteoporosis. Sumber kalsium yang baik antara lain dari produk susu, misalnya suus, keju, yogurt, kuning telur.
- Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu menyerap kalsium dari makanan. Sebagian besar vitamin D diperoleh dari kulit kita yang terpapar sinar matahari, tetapi dalam jumlah kecil akan diperoleh dari makanan yang kita peroleh. Sumbervitamin D yang baik antara lain minyak ikan, ikan sardin, hati dan telur.
- Vitamin, ini akan melindungi wanita menopause dari masalah jantung dan juga dapat mengatasi hot flush (rasa panas) dan berkeringat di malam hari. Dapat diperoleh dari makanan seperti kacang – kacangan biji- bijian, minyak sayur dan sereal.
- Fitoestrogen, fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang dapat menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber fitoestrogen antara lain diperoleh dari isoflavon yang merupakan salah satu fitoestrogen yang banyak diteliti. Sumber isovlafon dapat diperoleh misalnya kacang merah, kecambah, atau kedelai (olahan kedelai seperti susu, tahu, tempe). Kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah dan dapat menurunkan kadar kolestrol jahat (Aqila, 2010)
- Mengkonsumsi makanan yangmengandung serat, serat penting karena menyerap air dan meningkatkan bakteri yang bermanfaat dalam usus. Proses ini akan membentuk kotoran dalam jumlah besar, dan membuat usus bekerja dengan baik, serta mengurangi risiko penyakit usus besar. Demikian yang terdapat dalam sayuran segar seperti bayam, kentang, ol dan kacang – kacangan (Nirmala, 2003).
- Hindari makanan berlemak, makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti kolestrol, sroke. Seperti daging, sosis, ham, kulit ayam, karena mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah makanan yang rendah lemak seperti sayur – sayuran dan buah – buahan (Nirmala, 2003).
- Batasi konsumsi kafein, konsumsi alkohol, konsumsi garam, konsumsi gula. Konsumsi atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cola secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui air seni dan tinja (Kumalaningsih, 2008). Menurut Andira (2010) kafein akan meningkatkan potensi hot flushes. Kurangi asupan garam karena dapat meningkatkan tekanan darah pada sebagian orang yang tekanan darahnya sudah tinggi. Konsumsi garam juga meningkatkan 25% pada orang yang tekanan darahnya masihnormal, dan kalsium dari tulang sehingga meningkatkan osteoporosis (Aqila, 2010). Kurangi asupan gula baik dalam makanan atau minuman dalam bentuk permen, kue, minuman untuk menghindari diabetes (Nirmala,2003).
Olahraga secara teratur
Alasan penting untuk melakukan olah raga secara teratur adalah menjaga jantung tetap sehat dan meminimalkan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Latihan aerobii ringan seperti jalan kaki, bersepeda, dan berenang dapat menjadi pilihan. Lakukan olah raga imi sedikitnya 30 menit per hari (Aqila, 2010).
- Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi alkohol. Wanita menoapuse memiliki resiko osteoporosis dan penyakit kardiovaskular, dan kedua risiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi bila wanita tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari Universitas Oslo wanita yang aktif merokok lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan yang tidak merokok (Aqila, 2010).
- Berpikir positif dan jangan panik atas perubahan pada bentuk. Semua itu normal terjadi pada setiap perempuan
- Berkonsultasi dengan dokter jka menderita penyakit tertentu, supaya mendapat pengobatan yang tepat dan aman. Juga apabila ingin menggunakan terapi hormon, supaya mendapatkan dosis yang sesuai kebutuhan
0 Comments