KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN
Kehamilan tidak diinginkan
adalah suatu kondisi dimana pasangan tidak menginginkan kehamilan akibat dari
perilaku seksual yang disengaja maupun tidak disengaja. Definisi lain
menyebutkan kehamilan yang terjadi saat salah satu atau kedua belah pihak dari pasangan
tidak menginginkan anak sama sekali atau kehamilan yang sebenarnya diinginkan
tapi tidak pada saat itu, dimana kehamilan terjadi lebih cepat dari yang telah
direncanakan (Sanata dan Sadewo, 2013).
Frekuensi Dan Distribusi
Kejadian kehamilan yang tidak
direncanakan berkisar antara 1,6% dan 5,8%, banyak dialami oleh ibu
berpendidikan sampai SMP (65,5%), ibu yang tidak bekeja (52,3%), dari status
ekonomi kuantil ke 1 dan 2 (60%), berusia di atas 35 tahun. Berdasarkan status
demografi, kehamilan tidak terencana terjadi pada usia perkawinan dengan usia
muda (16 s/d 20 tahun) (51,7%), lama perkawinan yang kurang dari 10 tahun
(42,5%), anak antara 1 s/d 2 (41,9%) (Sanata dan Sadewo, 2013).
Diantara wanita dan pria, 12 % kehamilan tidak diinginkan dilaporkan oleh wanita dan 7 % dilaporkan oleh pria yang mempunyai pasangan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. 23% wanita dan 19 pria mengetahui seseorang teman yang mereka kenal melakukan aborsi, 1 % diantara mereka menemani/mempengaruhi teman/seseorang untuk menggugurkan kandungannya (SDKI, 2017)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Tidak Diinginkan
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan adalah (WHO, 2000):- Tindakan perkosaan ataupun kekerasan seksual,
- Kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi,
- Bayi yang dikandung ternyata menderita cacat majemuk yang berat,
- Kondisi kesehatan ibu yang tidak memungkinkan untuk menjalani kehamilan,
- Tuntutan karir yang tidak mengijinkan wanita tersebut hamil,
- Incest (akibat hubungan antar keluarga),
- Hubungan seksual pra nikah, sehingga dirasa masih belum saatnya untuk terjadi, yang didukung pula oleh karena rendahnya pengetahuan akan kesehatan reproduksi dan seksual
- Jika hamil di usia remaja, remaja belum memiliki kesiapan untuk menjalani kehamilan, baik secara psikis, sosial, fisik, ataupun secara ekonomi
- Terkait kehamilan yang memiliki makna yang salah, seperti berhubungan seksual sekali tidak akan menyebabkan kehamilan, minum alkohol dan lompat-lompat pasca berhubungan seksual dapat menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga tidak akan menyebabkan kehamilan, dan masih banyak lagi mitos lainnya. Namun sayangnya sampai sekarang masih banyak yang beranggapan bahwa hal tersebut tidak salah.
Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
Jika yang mengalami KTD adalah
remaja, maka dampaknya terkait dengan kesiapan remaja dalam menjalani
kehamilan. Banyak di antara remaja yang mengalami KTD tidak mendapat dukungan
dari lingkungan sosialnya, dikucilkan, atau bahkan terpaksa berhenti sekolah.
Hal tersebut akan mengakibatkan remaja secara psikis akan akan mengalami
tekanan, baik itu perasaan bersalah, menyesal, ataupun malu (Setianingrum,
V.E., 2013).
Kehamilan tidak diinginkan
(KTD) yang terjadi pada remaja kerapkali berujung pada pengguguran kandungan
yang tidak aman dan berisiko karena kalau kehamilannya dilanjutkan akan
membuatnya malu dan secara finansial tidak dapat menghidupi anaknya. Usia muda
yang menjalani kehamilan tentu lebih berisiko terhadap terjadinya masalah pada
organ reproduksi (Setianingrum, V.E., 2013).
Apa yang terjadi jika remaja sampai mengalami KTD
Dalam hal
ini, pihak yang banyak dirugikan adalah pihak perempuan.
§ Adalah
beban berat ketika seorang perempuan harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya
mengalami kehamilan sebelum waktunya. Bagaimana ia harus berusaha
menyembunyikan kehamilannya dari orang lain, belum lagi ketika nanti bayinya
telah lahir, akan menjadi beban baru baginya.
§ Resiko
kehamilan pada remaja, rentan bagi diri remaja dan kandungannya. Sistem
reproduksi pada remaja masih sangat labil untuk mengalami kehamilan, masih
sangat rentan organ reproduksinya.
§ Besar
kemungkinan dikeluarkan dari sekolahnya.
§ Mendapat
Sangsi sosial.
Pencegahan Kejadian dan Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
Hal-hal yang harus diperhatikan
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan adalah (Setianingrum, V.E.,
2013):
a.
Pemberdayaan remaja perempuan,
b.
Memperbaiki ketidaksetaraan gender,
c.
Menghormati hak asasi manusia untuk semua, dan
d.
Mengurangi kemiskinan.
Kebijakan yang perlu dilakukan
untuk mewujudkan pencegahan di atas adalah (Setianingrum, V.E., 2013):
- intervensi preventif pada remaja usia 10-14 tahun,
- hentikan pernikahan dini dibawah usia 18 tahun,
pencegahan terhadap kekerasan dan pemaksaan seksual,
- menjaga kesehatan perempuan dalam kondisi sehat
optimal
- melindungi hak atas pendidikan, kesehatan,
keamanan dan kebebasan dari kemiskinan,
- mengupayakan pendidikan remaja perempuan,
- melibatkan pria menjadi bagian dari solusi,
- pendidikan seksual dan akses pelayanan kesehatan
yang ramah remaja, serta adanya konselor sebaya bagi remaja yang membutuhkan,
- pembangunan yang merata.
Jika mengalami KTD, apa yang dilakukan?
Sebaiknya beritahukan kehamilan yang terjadi kepada orang yang
dipercaya, terutama kepada keluarga (orangtua) kedua belah pihak. Jelaskan apa
yang telah terjadi, walaupun hal ini tidak mudah dilakukan. Dengan
memberitahukan kepada keluarga, selanjutnya akan dipikirkan jalan apa yang akan
diambil guna menyelesaikan permasalahan ini. Tapi ingat, bahwa keputusan yang
terbaik akan tetap berada di tanganmu. Masukan dan nasehat orang lain hanyalah
pertimbangan.
- Dua kemungkinan yang mungkin dilakukan, tetap mempertahankan kehamilan yang terjadi, atau tidak meneruskan kehamilan tersebut, dengan kata lain melakukan aborsi atas bayi yang dikandung. Sebaiknya, mengetahui dengan jelas baik buruknya dan segala kemungkinan yang nantinya akan terjadi atas kedua kemungkinan jalan keluar yang akan dipilih. Konsekuensi apa yang mungkin timbul jika tetap mempertahankan kehamilan tersebut, juga kemungkinan yang terjadi ketika memilih melakukan aborsi atas kehamilannya. Sebelum memutuskan jalan yang terbaik, pertimbangkan segala kemungkinan dengan matang untuk menghindari penyesalan yang mungkin akan timbul dikemudian hari. Keputusan yang diambil tetap diserahkan kepada perempuan yang hamil.
Bagaimana Jika ada teman atau saudaramu yang mengalami KTD ?
Jika kita sebagai pihak luar
mendapati orang yang dekat dengan kita mengalami kasus “Kehamilan Tidak
Diinginkan”, jangan tambah beban yang harus ditanggung. Letakkan semua
permasalahan secara proporsional, sebagai suatu permasalahan yang bisa terjadi
pada siapa saja, dengan tidak melihat hal tersebut secara “Hitam dan Putih”
yaitu dengan berusaha mencari siapa yang benar dan siapa yang salah dalam
permasalahan ini. Hindari situasi dimana kita ikut menghakimi atas kejadian yang
telah terjadi
Aborsi
Aborsi adalah hilangnya atau gugurnya kehamilan
sebelum umur kehamilan 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram yang
berakibat kematian janin (Wiknjosastro, 2002). Definisi aborsi berdasarkan KUHP
adalah:
- Pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu).
- Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).
Aborsi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Spontaneous abortion: gugurnya kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab alami
- Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja. Termasuk di dalamnya adalah:
- Therapeutic abortion. Pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu.
- Eugenic
abortion. Pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
- Elective
abortion. Pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Frekuensi
dan Distribusi
Abortus Kompas menyebutkan
aborsi mencapai 2,5 juta kasus per tahun. Penelitian lain memperkirakan sekitar
2 juta kasus aborsi. Angka kejadian keguguran secara nasional adalah 4%,
bervariasi mulai 2,4% di Bengkulu sampai 6,9% di Papua Barat. Dari
karakteristik sosial responden, kejadian tersebut 42,9% terjadi pada kelompok
usia di atas 35 tahun, 44,5% berpendidikan sampai dengan SD, 49,1% tidak bekeja
dan 55,9% tinggal di wilayah perkotaan. Dari semua kejadian keguguran, ada
6.54% diantaranya diaborsi. Aborsi banyak dilakukan oleh ibu berusia diatas 35
tahun, berpendidikan tamat SMA, tidak bekerja dan tinggal di perkotaan. Cara
yang dominan digunakan untuk menghentikan kehamilan adalah kuret. Jamu, pil dan
suntik merupakan alternatif cara mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan.
Menggunakan bantuan tenaga medik, dokter (55%) dan bidan (20.63%) (Sanata dan
Sadewo, 2013).
Dampak
Abortus
Dampak yang ditimbulkan akibat
terjadinya abortus adalah sebagai berikut (Wiknjosastro, 2002):
- Perforasi dinding uterus hingga rongga peritoneum atau kandung kencing. Hal ini terjadi jika letak dan ukuran uterus tidak diperiksa terlebih dahulu, atau terdapat tekanan yang berlebihan saat tindakan berlangsung.
- Luka pada serviks uteri, terjadi karena dilatasi
uterus dipaksakan hingga timbul sobekan pada servik. Akibat yang mungkin muncul
dari komplikasi ini adalah perdarahan atau servik inkompeten di masa yang akan
datang.
- Pelekatan pada kavum uteri karena kerokan
dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman dan terkerok hingga jaringan otot
rahim.
- Perdarahan, terjadi pada tindakan kuretase pada
kehamilan yang agak tua atau kehamilan dengan mola hidatidosa.
- Infeksi, terjadi jika tindakan yang dilakukan
tidak menggunakan syarat asepsis dan antisepsis. Infeksi kandungan yang terjadi
dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian.
Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada
saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.
- Komplikasi yang dapat timbul pada Janin.
Sebagian besar janin akan meninggal terutama pada abortus provokatus
kriminalis. Jika janin dapat hidup maka kemungkinan akan mengalami cacat fisik.
- Dampak psikologis atau gangguan emosional:
kecewa, mudah menangis, rasa bersalah (Harsanti, 2010).
sumber :
https://pkbi-diy.info/kehamilan-yang-tidak-diinginkan/
Rahayu, A. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia/Atikah Rahayu, dkk. – Cet.1 –Surabaya: Airlangga University Press, 2017.
27 Comments
MIFTAKHUL WULANDARI
ReplyDelete201801019
1. apa yg dilakukan jika mengalami
KTD
-stabilkan emosi, kecemasan
-berpikir kritis, positif
-pikirkan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya
-beritahu orang yang dipercaya.
-jauhkan pikiran untuk melakukan aborsi
2. apa yg akan dilakukan jika teman atau saudara mengalami KTD?
-jngn menambah beban pikiran teman supaya tidak tertekan.
-tetap jadi pendengar baik
anjurkan jngn terlalu cepat mengambil keputusan
-ajak konsultasi kpd orang yang paham tentang KTD
Dewi masithoh almar'atussolikha
ReplyDelete201801009
1. Apa yang dilakukan jika kita mengalami KTD
- kontrol emosi
- membicarakan dengan orang tua
- mendekatkan diri kepada Allah
2. Apa yang dilakukan jika teman kita mengalami KTD?
- jangan jauhi kita harus berusaha ada untuk dia
- menyarankan membicarakan dengan orang tua
3. Apa yang dilakukan jika kita menjadi seorang bidan dan mendapat kasus KTD ?
- memberi motivasi, menyakinkan jangan melakukan aborsi
- lakukan konseling dan beritahu orang tua agar tidak terlalu menekan dan memarahi
ENDAH MAHARANI (201801012)
Delete1. Apa yang kamu lakukan apabila kamu mengalami kehamilan diluar nikah / KTD
-Tenangkan diri
-Ceritakan masalah tersebut pada orang tua / orang yang dipercaya
- Jujurlah karena jujur itu indah walaupun pahit😀
- Mencoba untuk berfikir positif dan flashback bahwa semua adalah kesalahan diri sendiri. Karena setiap orang yang melakukan kesalahan pasti akan mendapat akibatnya pula
2. Apa yang kamu lakukan apabila temanmu mengalami hamil diluar nikah / KTD
-Jangan di jauhi jangan dikucilkan
-Selali berfikir positif dan percayalah bahwa setiap orang memiliki nasib dan garis tersendiri dari TuhanYME
-Jangan berfikir bahwa setiap orang yang mengalami hamil diluar nikah adalah seburuk buruk nya orang. Lihatlah sisi baik teman tersebut.
- Memberikan dukungan tanpa memberikan tekanan atas masalah tersebut.
3. Apa yang kamu lakukan apabila kamu jadi seorang bidan dengan pasien hamil diluar nikah / KTD
- Berikan dukungan psikis
- jelaskan bahwa setiap bayi berhak untuk hidup
- Menjelaskan dan memberikan semangat untuk tetap mempertahankan kehamilan tersebut
- Apabila pasien frustasi dan ingin aborsi , jelaskan bahwa larangan aborsi dalam aspek hukum, agama, dan bahaya dalam aspek kesehatan.
- Memberikan solusi dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup mengahadapi masalah dan tanpa menekan atas masalah tersebut.
Ira Puji Rahayu
ReplyDelete201801017
1. Jika mengalami KTD, apa yang dilakukan?
-Yang pertama dilakukan harus tenang
-jangan stress
-jangan terburu buru mengambil keputusan
-memberitahu pasangan dan meminta dengan baik agar bertanggung jawab
-memberitahu orang tua
-jangan berfikir untuk aborsi
-mencari tahu bahaya aborsi
2. Apa yang dilakukan jika teman kita mengalami KTD?
- menenangkan teman dan memberi solusi terbaik
-memberitahu teman agar jangan melakukan aborsi
-memberitahukan teman agar jangan mengambil keputusan saat emosi belum stabil
-memberi support
3. Apa yang dilakukan jika kita menjadi seorang bidan dan mendapat kasus KTD ?
- memberikan konseling kepada pasien
-memberitahukan pasien jangan sampai aborsi
-apabila pasien meminta untuk di aborsi kita sebagai bidan harus menolak serta menjelaskan bahaya aborsi
Bella octavia putri
ReplyDelete201801006
1. Apa yang dilakukan jika mengalami KTD
- berfikir positif
- memberitahu kepada orang yang kita anggap dapat dipercaya
-memberitahu orang tua
- berbicara dengan orang yang bisa memberikan saran yang terbaik
2. Apa yang dilakukan jika teman mengalami KTD
- menjadi pendengar yang baik
- memberi solusi yang membuat teman tenang
- berbicara dengan orang yang paham akan KTD agar tidak salah informasi
3. Apa yang kita lakukan sebagai bidan jika ada KTD
- memberitahu ibu jika kehamilan itu suatu anugrah
- memberikan saran yang positif agar ibu tidak berfikiran akan menggugurkan kandungan nya
Tri Setiyani/ 2018010128
ReplyDeleteJika kehamilan tidak di inginkan terjadi kepada diri sendiri
"Tetap tenang dan Tetap mempertahankan kehamilannya karena kita sebagai orang yang berpendidikan lebih tinggi pasti tahu dampak baik buruk kehamilan yang tidak di inginkan terjadi kepada diri sendiri. dan besar resiko jika kita tetap menggugurkan kehamilan seperti infeksi pada organ reproduksi, pendarahan, dan bila tidak dilakukan secara benar bisa mengakibatkan kerusakan rahim dan vagina".
Jika teman kamu mengalami kahamilan tidak diinginkan
1. Tidak memberikan pertanyaan yang menghakimi teman
2. Tidak memaksakan kehendak. karena pada dasarnya semua pilihan tergantung kepada orang yang menjalani kehamilannya
3. Memberi tahu teman untuk tetap mempertahankan kehamilannya dan tidak boleh menggugurkan kehamilannya.
Jika kamu sebagai bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan
1. Memberi tahu kehamilan kepada orang yang terpercaya terutama kepada (orang tua) kedua belah pihak. jalan apa yang akan diambil dan keputusan apa yang akan dipilih karena pada dasarnya semua nya tergantung kepada orang yang menjalani kehamilannya.
2. Memberi tahu antara 2 kemungkinan yang akan dipilih yaitu tetap mempertahankan kehamilan atau tidak meneruskan kehamilannya dengan kata lain sudah mempertimbangkan baik buruk dalam mengambil keputusan jika menginginkan tetap aborsi (menggugurkan) karena baik buruk nya yang menjalani adalah orang yang sedang hamil.
3. Memberi tahu KIE jika tetap menggugurkan kehamilannya maka besar resiko yang akan diterima baik resiko seksual maupun reproduksi.
Ressica Diofanny Herdesta
ReplyDelete201801024
1. Yang saya lakukan jika mengalami KTD
- tenangkan diri, jangan panik, jangan takut
- berpikir positif, jauhkan pikiran untuk melakukan aborsi
- minta solusi ke teman atau sahabat yang di percaya
- bicarakan hal ini ke orangtua
2. Apa yang saya lakukan jika teman mengalami KTD
- dengarkan semua cerita dengan baik
- tenangkan teman dari perasaan panik
- berikan solusi yang baik, jauhkan fikiran teman dari tindakan aborsi
- sarankan untuk menceritakan kejadian ini ke orangtua
3. Apa yang kita lakukan sebagai bidan jika mendapatkan kasus KTD
- menjadi pendengar yang baik
- tenangkan klien dan orangtua klien, beritahu Jika kehamilan adalah suatu anugrah
- berikan konseling kepada klien dan orangtua klien
- jika klien meminta kita sebagai bidan untuk melakukan aborsi, tolak permintaan klien dan beritahu dampak dan bahaya dari aborsi
Naela Safaria Mufidati (201801022)
ReplyDelete1. Apa yang kamu lakukan jika kamu mengalami KTD?
- kontrol emosi, tetap tenang
- tetap berfikir positif untuk mempertahankan janin
- beritahu pasangan yang telah menghamili dan membicarakan secara damai serta mencari jalan keluar berdua atas KTD
- memberitahu kepada orangtua dan menjelaskan kronologi bisa terjadinya KTD
- hindari rencana untuk melakukan aborsi
2. Apa yang kamu lakukan jika temanmu mengalami KTD?
- memberikan peluang teman untuk bercerita masalah yang dihadapi (KTD)
- tetap tenang, jangan membuat teman kita semakin gelisah
- memberitahu teman untuk menceritakan kejadian yang di alami kepada orang tua/ laki-laki yang menghamili
- jangan memprovokasi / ikut menyalahkan salah satu pihak
- tetap menemani walaupun banyak orang yang mengucilkan
- selalu menasihati jangan sampai teman kita melakukan aborsi dan menjelaskan bahaya aborsi
3. Apa yang kamu lakukan sebagai bidan jika terdapat pasien dengan KTD?
- tetap tenang dan memberikan konseling mengenaikan KTD
- ikut serta memberikan solusi atas apa yang dialami pasien
- berikan pemahaman mengenai aborsi dan dampak negatif aborsi
- jika terdapat pasien ingin melakukan aborsi sebagai bidan harus menolak dan membujuk pasien agar tetap mempertahankan janin yang dikandung
- jika pasien masih remaja jelaskan kepada pasien tanda bahaya kehamilan dengan umur muda dan harus tetap memeriksakam kehamilan tersebut dengan rutin
ANITA WIDIYANINGSIH (201801003)
ReplyDelete1. apa yang kamu lakukan apabila mengalami kehamilan yang tidak diinginkan?
a. Menceritakan keadaan diri kepada orang tua dengan sejujurnya
b. Memikirkan jalan keluar bersama orang tua untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi
2. Apa yang kamu lakukan apabila temanmu mengalami kehamilan yang tidak diinginkan ?
a. Jangan menghakimi atas kejadian yang sudah terjadi
b. Berikan dukungan pada teman
c. Jangan memberikan tekanan atas masalah yang sedang dihadapinya
3. Apa yang kamu lakukan apabila kamu jadi seorang bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan?
a. Memberikan dukungan pada pasien untuk mempertahankan kehamilan tersebut
b. Memberikan solusi pada pasien untuk mempertahankan kehamilannya
c. Jika pasien menginginkan aborsi, beritahu resiko-resiko jika melakukan aborsi
Grandisna Pingkan Azhari
ReplyDelete201801016
1.Jika kita mengalami KTD apa yang harus kita lakukan
Selalu berfikiran positif
Percaya bahwa takdir Tuhan dengan hadirnya sang buah hati ada hikmahnya
Menstabilkan emosional
2.Jika teman mengalami KTD kita sebagai teman harus melakukan
Menjadi pendengar yang baik
Memberikan dorongan, dukungan dan semangat untuk mempertahankan janinya
Menganjurkan konseling kepada pihak Tenaga Kesahatan bagaimana baiknya
Melarang Aborsi dengan dasar Hukum dan Agama
3.Sebagai bidan jika ada KTD apa yang kita lakukan ?
Memberikan konseling kepada klien tentang KTD
Melarang Aborsi dengan dasar Hukum dan Agama
Memberikan konseling tentang bahaya Aborsi
Menyakinkan Pasutri dan keluarga agar selalu fikiran positif dan dengan kehadiran sang buah hati akan tetap baik baik saja
ITA PURNAWATI (201801018)
ReplyDelete1.Jika kamu mengalami kehamilan tidak diinginkan?
"Menenangkan diri sensiri, berfikir positif bawa mempertahakan kehamilannya lebih baik dari pada aborsi, membicarakan hal ini baik-baik dengan pasangan dan orang tua, dan minta solusi"
2.Jika teman kamu mengalamu kahamilan tidak diinginkan?
"Mendengarkan ceritanya, beri ketenangan, jangan membebani pikirannya, bantu mencari solusi, menganjurkan untuk tetap mempertahankan kehamilannya"
3.Jika kamu sebagai bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan?
- memberi penjelasan tentang resiko jika mengakhiri kehamilannya(aborsi)
- berikan penjelasan tentang dampak kepada diri sendiri jika melakukan aborsi
- beri dukungan agar tetap mempertahankan kehamilannya
Fifin Ummaya Intan Sari
ReplyDelete201801015
1. Apa yang kamu lakukan jika mengalami KTD
• menenangkan diri
• kontrol emosi
• bicarakan baik baik dengan orang tua dan yang bersangkutan
• berusaha mempertahankan janin apabila tidak beresiko
2. Apa yang kamu lakukan jika temanmu mengalami KTD
• menyemangatinya
• membantu menenangkan fikirannya
• menyarankan untuk di rundingkan dengan keluarga atau orang yang bersangkutan, karena ini penting
• memberi penjelasan agar tidak menggugurkan janinnya
3. Apa yang kamu lakukan jika kamu seorang bidan dan mendapat pasien dengan kasus KTD
• menjelaskan tentang dampak negatif aborsi
• menjelaskan pada pasien dan keluarga betapa berharganya janin tersebut
• menolak apabila disuruh melakukan aborsi
• memotivasi pasien dan keluarga agar bisa menerima janin tersebut
Dewi Puspitasari (201801010)
ReplyDelete1. Apa yang kamu lakukan jika kamu mengalami KTD ?
-mengkontrol diri, dan emosi, berusaha tetap tenang
-tetap berpikir positif dan berusaha untuk tidak melakukan tindakan aborsi
-membicarakan dengan pasangan tentang kehamilan dan mencari solusi yang terbaik
-memberitahu kepada orang tua / orang yang dipercaya tentang KTD
2. Apa yang kamu lakukan jika temanmu mengalami KTD ?
-berusaha memberi peluang teman untuk bercerita tentang masalah (KTD) dan menjadi pendengar yang baik
-menenangkan teman kita agar tidak gelisah
-memberitahu teman kita untuk menceritakan masalah pada orang tua
-tidak menyudutkan / menyalahkan salah satu pihak
-mengingatkan tentang bahaya aborsi, agar teman kita tidak melakukan aborsi
3. Apa yang kamu lakukan sebagai bidan jika terdapat pasien dengan KTD ?
-memberi konseling mengenai KTD
-memberi penjelasan tentang bahaya dan dampak negatif aborsi
-jika pasien remaja beri penjelasan tentang kehamilan, menyarankan rutin memeriksakan dan memenuhi asupan nutrisi
-jika pasien tetap ingin aborsi sebagai bidan kita harus menolak, menyarankan pasien agar tetap mempertahankan janin
Ayu Maulina Sa'diyah (201801005)
ReplyDelete1. Jika kamu mengalami kehamilan tidak diinginkan : saya akan pergi ke tempat nenek saya atau ke sebuah desa yang masih keluarga saya dan saya akan menyembunyikan kehamilan ini dari masyarakat tetapi saya masih mempertahankan janin yang ada dikandungan ini
2. Jika teman kamu mengalamu kahamilan tidak diinginkan saya akan menyemangati nya dan meyakinkan bahwa janin ini adalah titipan Allah jadi harus kita jaga,, dan memberitahu konsekuensi jika melakukan aborsi
3. Jika kamu sebagai bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan
Saya akan memberitahu bahwa kehamilan ini harus di jaga dan kami sebagai bidan memberitahu bahwa bidan tidak memiliki kewenangan untuk menangani aborsi
Devi Monika
ReplyDelete201801007
1.saya akan bercerita kepada orang yang saya percayai, pergi ke tempat yang tenang mengontrol emosi dan yang pastinya saya tidak akan melakukan tindakan aborsi karena selain berbahaya bagi diri sendiri juga berdampak dosa
2. Selalu memberikan suport, memberitahu dampak bahaya aborsi, menenangkan pikirannya
3.menjelaskan pada pasien bahwa bidan tidak memiliki kewenangan untuk aborsi
ANNISA ATSANI KINANTO (201801004)
ReplyDelete1. Apa yang kamu lakukan jika mengalami KTD?
- Menenangkan diri
- Tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan
- Memberitahu orangtua
- Memberitahu pasangan dan minta pertanggungjawaban
- Intropeksi diri
2. Apa yang kamu lakukan jika temanmu mengalami KTD?
- Memberi ketenangan
- Tidak menghakimi
- Memberi saran kepada teman untuk jujur dan terbuka mengenai hal tersebut kepada orangtuanya
- Memberi semangat
3. Apa yang akan kamu lakukan sebagai bidan jika ada pasien dengan KTD?
- Menenangkan pasien
- Memberitahu pasien untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan
- Tolak permintaan pasien apabila meminta aborsi
- Memberikan konseling kepada pasien mengenai bahayanya aborsi dan beritahu pasien jika aborsi dilarang oleh Agama dan Negara
SURYATI WIDYANINGSIH
ReplyDelete201801027
1. Jika mengalami KTD, apa yang harus dilakukan?
Jawab: Hal yang harus dilakukan jika mengalami KTD adalah menentukan pilihan yang terbaik untuk situasi yang mungkin sulit untuk saya lakukan. Memberitahu kehamilan kepada keluarga, mendengarkan masukan dan a
nasehat dari orang terpercaya untuk selanjutnya mempertimbangkan keputusan terbaik yang akan saya ambil. Banyak faktor yang akan mempengaruhi pilihan, seperti situasi keuangan, keseimbangan emosional, kesiapan untuk merawat anak, agama, dan kepercayaan pribadi. Kemungkinan untuk mempertahankan kehamilan adalah pilihan yang manusiawi, dengan mengetahui baik buruknya jika mempertahankan kehamilan serta jika melakukan aborsi atas bayi yang dikandung juga harus mempertimbangkan resiko aborsi itu sendiri seperti kesehatan.
2. Apa yang kamu lakukan jika teman atau saudaramu mengalami KTD?
Jawab:
a. Menjadi pendengar yang baik dengan mendengarkan ceritanya, tunjukkan sikap empati dengan mendengarkan keluh kesahnya, jangan memaksa teman/saudaramu untuk bercerita secara detail jika teman/saudaramu tidak/belum siap untuk bercerita, cobalah untuk menahan diri untuk memberi pendapat atau saran jika belum ditanya.
b. Jangan menghakimi teman/saudaramu, walaupun mereka tidak sesuai dengan nilai atau pendapatmu, kesampingkan pendapat dan penilaianmu yang ikut menghakimi bayangkan teman/saudaramu makin tertekan jika tak ada satu orang pun yang mendapingi dimasa sulitnya.
c. Jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan , walaupun teman/saudaramu mengaharap solusi cepat darimu. Yang perlu diperhatikan adalah solusi yang terbaik adalah solusi yang mempertimbangkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang
3. Apa yang kamu lakukan sebagai bidan jika terdapat pasien dengan KTD?
Jawab:
a. Memberikan konseling mengenai KTD kepada pasien.
b. Memberikan solusi terhadap apa yang dialami pasien.
c. Menjelaskan tentang aborsi, dampak aborsi.
d. Menjauhkan fikiran pasien tentang aborsi.
e. Jika pasien tetap ingin untuk aborsi sebagai bidan harus mempunyai keberanian untuk menolak dan membujuk untuk mempertahankan kehamilannya
Siska Dwi Mulyani
ReplyDelete201801026
1. Yang saya lakukan jika mengalami KTD
a. Menenangkan diri, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan
b. Memberi tahu orang tua mengenai kejadian yang dialami
c. Membicarakan hal tersebut kepada pasangan, dan meminta pertanggung jawabannya
2. Yang saya lakukan jika teman mengalami KTD
a. Menjadi pendengar yang baik dan tidak menyalahkan nya
b. Menenangkan nya
c. Menyarankan untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan
d. Menyarankan untuk membicarakan hal tersebut kepada orang tuanya
3. Yang saya lakukan sebagai bidan jika mendapat kasus KTD
a. Menyarankan klien untuk untuk mempertahankan kandungan nya
b. Memberitahu klien resiko aborsi
c. Jika klien tetap meminta untuk dilakukan aborsi, bidan menolak permintaan nya karna hal tersebut bukan kewenangan bidan
ENDAH PRASTUTI
ReplyDelete(201801013)
1. yang saya lakukan jika saya mengalami KTD
- bersikap tenang,
- membicarakan pada orang yang dipercaya,
- introspeksi diri sendiri . Karena Setiap perbuatan pasti ada resikonya,.
Jadi sebelum melakukan sesuatu seharusnya di pikirkan terlebih dahulu
- berusaha berdamai dengan takdir :D
2. Jika teman mengalami KTD
- mendengarkan keluhannya tanpa menghakimi
-Menyarankan untuk menceritakan masalah kepada orang yang dipercaya
- menyemangati bukan membuly
3. Yang dilakukan seorang bidan jika ada kasus KTD
- anamnesa pasien apa yang menjadikan KTD.
- memberikan konseling bahwa janinnya bisa dipertahankan .
- menjelaskan pendidikan kesehatan tentang resiko aborsi
- jika klien tetap meminta untuk aborsi , bidan hanya boleh melakukan jika ada indikasi, jika tidak ada indikasi bidan tidak boleh melakukannya karena bukan wewenangnya .
Devi Yollanda Putri
ReplyDelete201801008
1. Yang saya lakukan jika mengalami kehamilan tidak diinginkan :
a. Menenangkan diri
b. Tidak gegabah dalam mengambil keputusan
c. Mengumpulkan keberanian untuk bercerita jujur kepada orang tua atau keluarga
d. Meminta pertanggungjawaban kepada pihak laki laki
e. Kembali menenangkan diri, dan berdoa kepada allah, dan menerima kehamilan ini.
2. Yang saya lakukan jika teman mengalami KTD :
a. Mencoba menenangkannya
b. Menjadi pendengar yang baik dan menjawabnya setelah selesai bicara
c. Menyarankan untuk membicarakan kepada keluarga dulu tanpa mengambil keputusan secara terburu buru
d. Memberi tahu, apa yang akan terjadi jika dia melalukannya untuk nanti jangka panjang berikutnya
e. Sholat malam
3. Yang saya lakukan sebagai bidan jika mendapat kasus KTD :
a. Mencoba menenangkan klien
b. Menjadi pendengar yang baik tanpa menyudutkannya
c.Memberitahu apa saja resiko jika klien melakukan aborsi
d. Menyarankan klien untuk tetap mempertahankan kandungannya
e. Jika pasien masih tetap ingin melakukan aborsi, maka bidan menolak permintaan tersebut karena bidan tidak memiliki kewenangan tersebut
MONICA JAENOARIA ONAMI ROMAI (201801021)
ReplyDelete1. Apa yang kamu lakukan jika mengalami KTD?
a. Menyelesaikan masalah dengan keadaan tetep tenang (dalam keadaan tetap berfikir positive) atau tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.
b. Meminta solusi dari orang terpercaya (orang tua, adik/kakak, teman dekat dan lain-lain) kemudian beritahu pasangan.
c. Mengambil keputusan terbaik dengan orang terpercaya (orang tua, adik/kakak, teman dekat dan lain-lain) tanpa menimbulkan masalah atau beban di kemudian hari.
d. Pergi ke psikolog atau psikiater apa bila dirasa perlu atau butuh.
e. Tetap semangat dan berusaha memperbaiki diri.
2. Apa yang kamu lakukan jika temanmu mengalami KTD?
a. Tetap memberikan semangat dan dukungan (tidak menghakimi). Menganjurkan teman untuk berusaha memperbaiki diri.
b. Menjadi pendengar yang baik dan memberikan respon disetiap percakapan.
c. Memberikan solusi terbaik yang dapat menyelesaikan masalahnya tanpa menimbulkan masalah atau kemudian hari.
d. Menganjurkan teman untuk mengambil keputusan terbaik dengan orang terpercaya (orang tua, adik/kakak, teman dekat dan lain-lain) tanpa menimbulkan masalah atau beban di kemudian hari.
e. Menganjurkan teman untuk menyelesaikan masalah dengan keadaan tetep tenang (dalam keadaan tetap berfikir positive) atau tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.
3. Apa yang akan kamu lakukan sebagai bidan jika ada pasien dengan KTD?
Meskipun ini termasuk KTD namun tidak perlu melenyapkan nyawa janin yang ada didalam perut ibu (pasien) sehingga kita sebagai bidan memberikan KIE tentang abrosi (tidak dapat dilakukan apabila tidak ada indikasi medis) jadi sebagai bidan alangkah baiknya kita memberikan anjuran untuk mempertahankan kehamilannya selagi bisa dipertahankan. Karena diluar sana ada beberapa wanita yang mengalami kejadian sulit hamil dengan berbagai macam faktor. Selain itu memberikan semangat dan dukungan kepada pasien juga penting.
Mirta safaatalia dhelen
ReplyDelete201801020
1. Menurut saya apabila saya mengalami ktd pertama memberi tahu keluarga keduabelah pihak, walaupun mungkin berat namun solusi terbaik datang dari keluarga.
2.(1)memberikan solusi agar termotivasi untuk jujur kepada keluarga.
(2)memberikan dukungan agar dia mau menceritakan masalahnya pada keluarga, memberikan motivasi bahwa dengan masalah ini dia semakin kuat,
3. Saya sebagai bidan akan menganamnesa masalah ini sehingga asuhan yang akan di berikan nnti tepat sasaran.
Yohana enggar (201801029)
ReplyDelete1. Apa yang kamu lakukan jika mengalami KTD?
-bersikap tenang
-membicarakan kepada orang tua dan pasangan untuk mencari solusi terbaik
-tidak gegabah dalam mengambil keputusan
2. Jika ada teman yang mengalami KTD
- tidak menjauhi
- menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi atas apa yg dialamu temannya
- memberi semangat supaya mau bercerita pada keluarganya
- menyarakan agar teman tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
3. Sbg bidan jika ada pasien KTD
-menenangkan pasien
-menyarakan untuk tetap mempertahankan janinnya
-memberikan konseling mengenai resiko aborsi
-jika pasien tetan menginginkan aborsi bidan harus menolak permintaan tersebut karena bidan tidak memiliki kewenangan tersebut
Anggita Paramita dewi
ReplyDelete201801002
1. Apa yang dilakukan jika kita mengalami KTD?
- sabar, berfikir positif, jangan ambil keputusan secara cepat, hindari hal-hal yang membuat depresi
- membicaralan masalah yang dialami dengan orang paling terdekat
- membericarakan masalah yang di alami kepada orang tua dan membicarakan dengan baik-baik
2. Apa yang di lakukan jika teman kita mengalami KTD?
- berikan dukungan, semangat, motivasi dan jangan menambah bebannya
- temani ketika tidak bisa mengambil keputusan secara benar
- berikan nasihat yang membangun semangat dan dapat mengontrol emosinya
- sarankan agar tidak melakukan aborsi
3. Apa yang dilakukan jika saya jadi bidan dan mendapat kasus KTD?
- berikan pengertian, dukungan dan konseling tentang KTD
- beritahu keluarga dan klien agar mempertahankan kehamilannya dan jangan melakukan aborsi
- dan beritahu kepada keluarga dan klien bidan tidak berwenang menangani kasus aborsi karena dapat hukuman pidana dan perdata
Allisa Nur Halimah
ReplyDelete201801001
1. Jika kamu mengalami kehamilan tidak diinginkan:
a. Tidak panik saat mengetahui kehamilan yang tidak diinginkan terjadi pada diri kita
b. Belajar menerima keadaan dan dapat mengontrol diri
c. Jangan terlalu cepat mengambil keputusan untuk melakukan tindakan aborsi, karena kita juga harus memikirkan resiko dari aborsi
d. Berpikir secara rasional dan dapat mengendalikan emosional
e. Bertanggung jawab terhadap kejadian yang telah dialami
f. Segera memberitahu orang terdekat, misalnya orang tua
2. Jika teman kamu mengalamu kahamilan tidak diinginkan:
a. Jangan menambahkan beban pikiran mereka/ menghakimi mereka, sebaiknya kita memberi motivasi dan dukungan untuk mereka
b. Jangan terlalu bertanya yang berlebihan
c. Menganjurkan untuk tidak terburu buru dalam mengambil keputusan, apalagi melakukan aborsi. Beritahu mereka mengenai bahayanya resiko aborsi
d. Sebaiknya memberitahukan kehamilan yang terjadi pada orang terdekat terutama orang tua
3. Jika kamu sebagai bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan:
a. Kita sebagai bidan sebaiknya bisa menjadi pendengar yang baik
b. Kita sebagai bidan jangan menghakimi mereka, akan tetapi kita harus tetap menjadi sahabat perempuan
c. Menjaga privasi klien mengenai kejadian tersebut (kehamilan yang tidak diinginkan)
d. Melihat kasus tersebut dari sudut pandang bidan dimana kita sebagai bidan harus memantau kesejahteraan ibu dan janin
e. Memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
Febiola Ayu Hardianti
ReplyDelete201801014
1. Jika kamu mengalami kehamilan tidak diinginkan:
a. Ikhlas dan tabah
b. Pikirkan hal yang positif dan jangan sampai berpikir yang negatif untuk membahayakan kehamilan
c. Bicara jujur kepada orang tua tentang hal tersebut
2. Jika teman kamu mengalami kehamilan tidak diinginkan:
a. Berusaha menenangkan dan memberi semangat
b. Memberi solusi yang terbaik
c. Tetap berada disampingnya jangan menjauhinya
3. Jika kamu sebagai bidan dengan pasien hamil yang tidak diinginkan:
a. Memberi konseling agar dia menerima kehamilannya
b. Usahakan dia tetap tenang dengan keadaan yang dialaminya
c. Memberi masukan agar tidak melakukan aborsi dan akibatnya
d. Menjaga privasi pasien
Ela Nurhalisah (201801011)
ReplyDelete1.apa yg dilakukan jika mengalami
KTD
-stabilkan emosi, kecemasan
-berpikir kritis, positif
-pikirkan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya
-beritahu orang yang dipercaya.
2.Jika teman kamu mengalamu kahamilan tidak diinginkan:
a. Jangan menambahkan beban pikiran mereka/ menghakimi mereka, sebaiknya kita memberi motivasi dan dukungan untuk mereka
b. Jangan terlalu bertanya yang berlebihan
c. Menganjurkan untuk tidak terburu buru dalam mengambil keputusan.
3.Apa yang dilakukan jika saya jadi bidan dan mendapat kasus KTD?
- berikan pengertian, dukungan dan konseling tentang KTD
- beritahu keluarga dan klien agar mempertahankan kehamilannya dan jangan melakukan aborsi