Infertilitas
Infertilitas atau ketidaksuburan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami
istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakanalat kontrasepsi dalam bentuk apapun.Secara medis infertilitas di
bagi atas 2 yaitu :
s primerberarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b.
Infertilitas
sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalamn benwtuk apapun
FAKTOR RISIKO INFERTILITAS
a.
Gaya Hidup
:
1)
konsumsi alcohol
2)
merokok
3)
konsumsi kafein
4)
berat badan
5)
olah raga
6)
stress
7)
suplementasi vitamin
8)
obat-obatan
9)
obat-obatan herbal
b.
Pekerjaan
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
- Mengobati infeksi yang terjadi pada organ reproduksi. Diketahui bahwa infeksi yang terjadi pada prostat maupun saluran sperma, dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki.
- Mengobati penyebab infertilitas pada perempuan
- Menghindari bahan-bahan yang menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah dari sperma dan sel telur seperti rokok dan alkohol
- Berperilaku hidup sehat
FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS PADA PEREMPUAN
- Gangguan ovulasi: seperti SOPK, gangguan pada siklus haid, insufiensi ovarium primerü Infertilitas yang disebabkan oleh gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan berdasarkan siklus haid, yaitu amenore primer atau sekunder. Namun tidak semua pasien infertilitas dengan gangguan ovulasi memiliki gejala klinis amenorea, beberapa diantaranya menunjukkan gejala oligomenorea.
- Gangguan tuba dan pelvis, Kerusakan tuba dapat disebabkan oleh infeksi (Chlamidia, Gonorrhoea, TBC) maupun endometriosis. Endometriosis merupakan penyakit kronik yang umum dijumpai. Gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan endometriosis adalah nyeri panggul, infertilitas dan ditemukan pembesaran pada adneksa.
- Gangguan uterus, termasuk mioma submukosum, polip endometrium, leiomyomas, sindrom asherman
FAKTOR PENYEBAB INFERTILITAS PADA LAKI-LAKI
Infertilitas
dapat juga disebabkan oleh faktor laki-laki, dan setidaknya sebesar 30-40% dari
infertilitas disebabkan oleh faktor laki-laki, sehingga pemeriksaan pada
laki-laki penting dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan infertilitas.
Fertilitas laki-laki dapat menurun akibat dari::
1.
Kelainan urogenital kongenital atau didapat
2.
Infeksi saluran urogenital
3.
Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat
dari varikokel)
4.
Kelainan endokrin
5.
Kelainan genetik
6.
Faktor imunologi
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
Pemeriksaan pada perempuan
1. Pemeriksaan
ovulasi
2. Pemeriksaan
Chlamydia trachomatisü
3. Penilaian
kelainan uterus
4. Penilaian
lendir serviks pasca senggama
Pemeriksaan pada laki-laki
1.
Anamnesis,
untuk mengidentifikasi faktor risiko dan kebiasaan hidup pasien yang dapat
secara bermakna mempengaruhi fertilitas pria. Anamnesis meliputi: 1) riwayat
medis dan riwayat operasi sebelumnya, 2) riwayat penggunaan obat-obatan (dengan
atau tanpa resep) dan alergi, 3) gaya hidup dan riwayat gangguan sistemik, 4)
riwayat penggunaan alat kontrasepsi; dan 5) riwayat infeksi sebelumnya, misalnya
penyakit menular seksual dan infeksi saluran nafas
2.
Pemeriksaan
Fisik
·
Pemeriksaan fisik pada laki-laki penting untuk
mengidentifikasi adanya penyakit tertentu yang berhubungan dengan infertilitas.
Penampilan umum harus diperhatikan, meliputi tanda-tanda kekurangan rambut pada
tubuh atau ginekomastia yang menunjukkan adanya defisiensi androgen. Tinggi
badan, berat badan, IMT, dan tekanan darah harus diketahui.
·
Palpasi skrotum saat pasien berdiri diperlukan
untuk menentukan ukuran dan konsistensi testis. Apabila skrotum tidak
terpalpasi pada salah satu sisi, pemeriksaan inguinal harus dilakukan.
Orkidometer dapat digunakan untuk mengukur volume testis. Ukuran ratarata
testis orang dewasa yang dianggap normal adalah 20 ml.
·
Konsistensi testis dapat dibagi menjadi kenyal,
lunak, dan keras. Konsistensi normal adalah konsistensi yang kenyal. Testis
yang lunak dan kecil dapat mengindikasikan spermatogenesis yang terganggu.
·
Palpasi epididimis diperlukan untuk melihat
adanya distensi atau indurasi. Varikokel sering ditemukan pada sisi sebelah
kiri dan berhubungan dengan atrofi testis kiri. Adanya perbedaan ukuran testis
dan sensasi seperti meraba “sekantung ulat” pada tes valsava merupakan
tanda-tanda kemungkinan adanya varikokel.
·
Pemeriksaan kemungkinan kelainan pada penis dan
prostat juga harus dilakukan. Kelainan pada penis seperti mikropenis atau
hipospadia dapat mengganggu proses transportasi sperma mencapai bagian
proksimal vagina. Pemeriksaan colok dubur dapat mengidentifikasi pembesaran
prostat dan vesikula seminalis.
3.
Analisis
Sperma
Pemeriksaan kasus Infertilitas Idiopatik
Dalam tatalaksana infertilitas
perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan efektifitas pemeriksaan sangat
penting dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan klinik. National Institute
for Health and Clinical Excellence in the UK and the American Society of
Reproductive Medicine merekomendasikan pemeriksaan yang penting sebagai berikut
: analisis semen, penilaian ovulasi dan evaluasi patensi tuba dengan
histerosalpingografi atau laparoskopi. Peran HSG atau laparoskopi terus menjadi
perdebatan, laparoskopi perlu dipertimbangkan pada kecurigaan adanya
endometriosis berat, perlekatan organ pelvis atau kondisi penyakit pada tuba
2 Comments
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete