Kesehatan Reproduksi menurut World Health Organization (WHO)
Adalah
kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fumgsi-fungsinya serta
proses-prosesnya (Harahap,2003).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses – prosesnya.
Pengetahuan Kesehatan
reproduksi termasuk hak pria dan wanita untuk memperoleh informasi dan
mempunyai akses terhadap cara-cara keluarga berencana yang aman, efektif dan
terjangkau , pengaruh fertilitas yang tidak melawan hukum, hak memperoleh
pelayanan pemeliharaan kesehatan. Kesehatan yang memungkinkan para wanita
dengan selamat menjalani kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan
kesempatan untuk memiliki memiliki bayi yang sehat. Sejalan dengan iru
pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan suatu kumpulan metode, teknik dan
pelayanan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan reproduksi melalui
pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi.
Fisiologis kesehatan reproduksi
Fisiologis sistem reproduksi wanita
- Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum
- Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekreasi hormone LH.
- Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum).
- Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Fisiologis sistem reproduksi laki-laki
- FSH : Mestimulasi spematogenesis.
- LH : Menstimulir sel interstial leydig untuk memproduksi testosteren.
- Testosteron : Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.
Pertumbuhan dan perkembangan fungsi reproduksi
Saluran reproduksi
manusia mempunyai peran penting dalam proses kehidupan manusia. Organ
reproduksi diperlukan untuk menghasilkan keturunan. Reproduksi adalah kempuan
makluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Tujuan reproduksi adalah untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Organ
reproduksi manusia baik pada pria dan wanita mempunyai bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda dan berkembang sesuai siklus kehidupan manusia.
Sistem reproduksi pada manusia akan mulai berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil baligh. Pada seorang pria testisnya telah mampu menghasilkan sel kelamin jantan (sperma) dan hormon testosteron. Hormon testosteron berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada pria, di antaranya suara berubah menjadi lebih besar, tumbuhnya rambut di tempat tertentu misalnya jambang, kumis, jenggot, dan dada tumbuh menjadi bidang, jakun membesar.
Sedangkan seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Hormon estrogen berfungsi mempengaruhi timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, yaitu kulit menjadi semakin halus, suara menjadi lebih tinggi, tumbuhnya payudara dan pinggul membesar.
Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagi contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya
(tester atau ovarium) atau mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin dan hal
ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam
tubuh manusia.
FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
Hormon pada pria
Testosteron
Dihasilkan oleh sel interstisial yang
terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini jumlah sedikit pada
bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas sel ini banyak
menghasilkan hormon testosteron yang di sekresi oleh testis.
Fungsi testosteron adalah sebgai berikut:
a. Efek desensus (penempatan) testis
Hal in menunjukkan bahwa testosteron
merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia dan merupakan faktor keturunan.
b. Perkembangan seks
primer dan sekunder
Sekresi testoteron setelah pubertas
menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta
mempengaruhi sifat pertumbuhan seksual sekunder pria mulai pada masa pubertas.
Hormon gonadotropin
Kelenjar hipofisis
anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu lutein hormon dan folikel
stimulating hormon. Bila testis di rangsang oleh LH dari kelenjar hipofisis,
maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting untuk peningkatan
pembentukan seks pria.
Hormon estrogen
Dibentuk dari
tstosteron dan di rangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermagonosis untuk menyekresi protein pengikat endogenuntuk
mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya kedalam cairan lumen tubulus
seminiferus untuk pematangan sperma.
Hormon pertumbuhan
Di perlukan untuk
mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara kusus dan untuk
meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis sendiri. Bila tidak terdapat
hormon pertumbuhan maka spermatogenesis sangat berkurang atau tidak ada sama
sekali.
Fisiologi sperma
Mortilitas dan
fertilitas sperma menjadi karena gerakan flagella melalui medium cairan. Sperma
normal cenderung untuk bergerak lurus dari paa berputar. Aktivitas ini di
tingkatkan dalam medium netral dan sedikit basa. Pada medium yang sangat basa
dapat mematikan sperma dengan cepat. Aktivitas sperma dapat meningkat bersamaan
dengan peningkatan suhu dan kecepatan metabolisme. Sperma pada traktus
genitalia wanita hanya hidup 1 sampai 2 hari.
Fungsi Vesikula Seminalis
Epitel sekretorik
menyekresi bahan mukus yang mengandung fruktosa, asam sitrat, prostaglandin,
dan fibrinogen. Setelah itu vans deferens mengeluarkan sperma dan menambah
semen yang di ejakulasi, fruktosa, dan gizi gizi lainnya yang di butuhkan oleh
sperma untuk membuahi ovum.
Semen
Cairan semen
berasala dari vas deferens dan merupaka cairan yang terkakhir di ejakulasi.
Semen berfungsi untuk mendorong sperma keluar dari duktus ejakulatoorius dan
uretra. Cairan dari vesikula seminalis membuat semen lebih kental. Enzim
pembeku dari cairan prostat menyebabkan fibrinogen dari cairan vesikula
seminalis membentuk kuagulum yang lemah.
Spermatogenesis
Tubulus
seminiferis mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil
dinamakan spermatogenia, menjadi spermatogensit, dan membelah diri membentuk 2
spermatosit yang masing masing mengandung 22 kromosom setelah beberapa minggu
menjadi spermatozoa.
Pematangan sperma
Setelah terbentuk
dalam tubulus seminiferus sperma membutuhkan waktu beberapa hari untuk melewati
epididimis. Sperma bergerak dari tubulus seminiferus kebagian awal epididimis
selama 18-24 jam.
Penyimpanan sperma
Kedua testis dapat
membentuk sperma kurang lebih 120 juta setiap hari. Sejumlah kecil sperma dapat
disimpan dalam epididimis, sedangkan sebagian sisanya di simpan dalam vas
deferens dan ampula vas deferens sehingga dapat mempertahankan fertilitasnya
dalam duktus genitalis dalam satu bulan.
Fungsi kelenjar prostat
Kelenjar prostat
menghasilkan cairan encer yang mengandung ion sitrat, ion pospat, enzim
pembeku, dan profibinosilin. Selama pengisian kelenjar prostat berkontraksi
sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan encer dapat dikeluarkan
untuk menambah lebih banyak jumlah semen.
KEGIATAN SEKSUAL PRIA
Rangsangan akhir
organ sensorik dan sensasi seksual menyebar melalui saraf pudendus melalui
pleksus sakralis dari medula spinalis untuk membantu rangsangan aksi seksual
dalam mengirim sinyal kemedula dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual
yang berasal dari struktur interna. Dorongan seksual akan mengisi organ seksual
degan sekret yang menyebabkann keinginan seksual dengan merangsang kandung
kemih dan mukosa uretra.
PENGATURAN FUNGSI REPRODUKSI
Pengaturan fungsi
reproduksi di mulai dari pelepasan hormon gonadotropin oleh hipotalamus lalu
merangsang kelenjar hipofisis anterior untk menyekresi lutein hormon. Hormon
perangsang lutein hormon dan folikel stimulating hormon. Lutein hormon merupkan
rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel
stumulating. Ejakulasi
disertai orgasme merupakan titik kulmunasi aksi seksual laki laki semen di
ejeksikan melalui serangkaian semprotan.
1. Impils simpatis dari pusat refleks medula spinalis
menjalar di spanjang spinal lumbang menuju urogenital dan menyebabkan kontraksi
peristaltik dalam duktus testis epididimis dan duktus deferens.
2. Impuls parasimpati menjalar pada pusat pudendal dan
menyebabkan otot bulbo kkaverbosum pada dasar penis berkontraksi secara
berirama.
3. Kontraksi awal pada vesikel seminalis prostat dan
kelenjar bulburektalis menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang
bercampur dengan sperma untuk membentuk semen.
PENGARUH GnRH MENINGKATKAN SEKRESI LH DAN FSH
Hipotalamus
melepaskan gonadotropin hormone yang diangkut oleh kelenjar hipotalamus
anterior untuk merangsang pelepasan LH dan FSH dalam darah porta.
Perangsanga hormon ini di tentukan oleh frekuensi dari siklus
sekresi dan dari jumlah GnRH yang diu lepas dari setiap siklus. Sekresi LH
mengikuti pelepasan GnRH lalu sekesi FSH berubah lebih lambat sebagai respon
perubahan jangka panjang GnRH.
PENGATURAN SPERMATOGENESIS
FSH melekat pada
sel sel dalam tubulus seminiferus. Peningkatan ini mengakibatkan sel tubuh
dalam menyekresi bebagai unsur spermatogenentik. Secara bersamaan testosteron
berdifusi kedalam tubulis dalam ruang interstisial yang mempunyai efek tropik
terhadap spermatogenesis.
SEKRESI METABOLISME DAN SIFAT KIMIA
Sekresi androgen
dalam tubuh memiliki efek maskulunisasi termasuk testosteron. Aktivitas
maskulunisasi dari semua hormom sangat sedikit yaitu kurang dari 5% seluruh
aktivitas tubuh orang deawasa. Sifat kimia androgen adalah senywa steroid untuk
testosteron yang dapat dibentuk dari kolesterol langsung dari kosetil koenzim
A. setelah testosteron di metabolisme dan disekresi testis sekitar 97%
testosteron akan menjadi lemah ikatannya dengan albumin plasma atau lebih kuat
berikat dengan globulin yang disebut globulin pengikat hormon kelamin dan
bersirkulasi dengan darah.
FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI WANITA
Masa pubertas pada
wanita merupakan masa produktif yaitu masa untuk mendapat keturunan, yang
berlangsung kurang lebih 40 tahun. Setelah itu wanita memasuki masa klimaterium
yaitu masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa
senium, dimana haid berangsur angsur berhenti selama 1-2 bulan dan
kemudian berhenti ama sekali yang di sebut menopouse. Selanjutnya terjadi
kemunduran alat reproduksi , organ tubuh, dan kemampuan fisik.
MENSTRUASI
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil
, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang di
sebut menstruasi.
Stadium menstruasi (desquamasi)
Pada masa ini
endometrium terlepas dari dinding rahim di sertai dengan perdarahan hanya
lapisan tipis yang tertinggal di sebut straum basale. Stadium ini berlangsung
selama 4 hari . melalui haid keluar darah potongan endometrium dan lendir dari
serviks. Daarah ini ntidak membeku larena adanya fermen yang mencegah pembekuan
darah dan mencairkan potongan mukosa. Banyaknya perdarahan selama haid 50cc.
Stadium post menstrum ( regenerasi )
Lika karen
endometrium terlepas, lalu berangsur angsur di tutup kembali oleh selaput
lendir baru dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal
endometrium kira kira 0,5 mm stadium ini berlangsung selama 4 hari.
Stadium inter menstruum (proliferasi)
Pada masa ini
endometrium tubuh menjadi tebal 3-5 mm kelenjar tubuh lebih cepat dari jaringan
lain/stadium ini berlangsung 5-14 hari dari hari pertama haid.
Stadium pra menstruum (sekresi)
Pada masa ini
endometrium tetap tebal tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan
berliku liku serta mengeluarkan getah. Dala endometrium telah tertimbun
glikogen dan kapur yang di perlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan
ini dilakukan untuk mempersiapkan endometrium dalam menerima sel telur.
SIKLUS OVARIUM
Dalam ovarium
terdapat banyak sel sel telur muda yang di kelilingi oleh sel gepeng, bangunan
ini di sebut folikelpremordial sebelum pubertas ovarium masih dalam keadaan
istrahat. Sedangkan pada waktu pubertas ovarium berada dibawah pengaruh hormon
dari lobus hiofisis anterior yaitu folikel stimulating hormon. Folikel
premordial mulai tumbuh walaupun hanya satu yang matang kemudian pecah, dan
yang lainnya mati.
PEMATANGAN FOLIKEL PREMORDIAL
Mula mula sel di
kelilingi ovum berlipat ganda kemudian timbul diantara sel rongga yang berisi
cairan. Liquor folikuli. ovum terdesak kepinggir dan terdpat di tengah tumpukan
sel yang menonjol kedalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan sel
telur di dalamnya disebut cumulus ophurus.
1. Theca interna (
lapisan vesikula interna ) yang banyak mengandung pembuluh darah
2. Theca eksterna
(lapisan febrosa eksterna0yang terdiri atas jaringan ikat padat.
KORPUS LUTEUM MENSTRUATIONUM
Mempunyai masa
hidup 8 hari setelah berdegenerasi dan di ganti dengan jaringan ikat yang
menyerupai stroma ovarium. Korpus luteum yang berdegenerasi disebut korpus
albikan yang berwarna putih.setelah itu pembentukan hormon
progesteron dan
estrogen mulai berkurang bahkan berhenti sama sekali. Keadaan ini menghasilkan
iskemia dan ekosis endrometrium disusul dengan menstruasi. Estrogen dapat
menyebabkan proliferasi dari enrometrium fase ini disebut fase folikuler yang
berlangsung pada hari pertama menstruasi sampai ovulasi.
KORPUS LUTEUM GRAVIDITATUM
Setelah terjadi
ovulasi , sel telur masuk kedalam tuba dan di angkut ke kavum uteri. Hal ini
terjadi pada waktu ovulasi dimana ujung ampula tuba akan menutup permukaan
ovarium. Selanjutnya sel telur di gerakkan oleh peristaltik dan rambut getar
dari sel sel selaput lendir tuba kearah kavum uteri. Jika tidak terjadi
kehamilan sel telur mati dalam beberpa jam akan tetapi bila terjadi kehamilan
maka terjadilah pertemuan dan persenyawaan dari sel telur dan sel sperma dalam
ampila tube. Sel telur yang telah di buahoi berjalan ke kavum uteri dan
menanamkan diri dalam endometrium inin lah yang di sebut nidasi. Zigot
mengeluarkan hormon hingga korpus luteum biasanya hidup hanya 8 hari.
HORMON WANITA
HORMON ESTROGEN
Di sekresi oleh
sel sel trache intrafolikel ovarium,korpus luteum, dan plasenta. Estrogen
mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan pertumbuhan tuba
uterus, jumlah otot uterus, serta kadar protein kontraktil uterus. Estrogen
mempengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH dimana beberapa
keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH.
HORMON PROGESTERON
Di hasilkan oleh
korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium, dan
perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron juga berpengaruh anti
estrogenik pada sel sel miometrium menurunkan kepekaan otot tersebut,
sensitivitas miometrium terhadap oksitosin , dan aktivitas listrik
spontan.miometrium sementara meningkatkan potensial membran serta bertanggung
jawb meningkatkan suhu basal tubuh pada saat ovulasi.
FOLIKEL STIMILATING HORMON
Mjulai di temukan pada wanita umur 11
tahun dan jumlahnya terus menerus bertambah sampai dewasa.
LUTEIN HORMON
LH bekerja sama dengan FSH untuk
menyebabkan terjadinya sekresi estrogemn dari folikel dee graaf.LH juga
menyebabkan penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa.
PROLAKTOIN ATAU LUTEOTROPIN HORMONE (LTH)
Ditemukan pada wanita yang mengalami
menstruasi jumlah terbanyak terdapat pada urin wanita hamil , masa laktasi, dan
menopouse.
Tanda – tanda kematangan reproduksi remaja pria dan wanita
Secara fisik,
seorang anak akan terlihat memasuki fase remaja dengan jelas. Di dalam tubuhnya
akan muncul karakteristikseks sekunder, diikuti dengan perkembangan seks
primer, serta terjadinya perubahan dalam ukuran dan bentuk tubuhnya. Apa yang
disebut dengan seks sekunder? Seks sekunder merupakan tanda-tanda seorang anak
telah matang. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya rambut dibeberapa bagian, serta
perubuhan-perubahan fisik lainya. Kalian para remaja putra, akan timbul rambut
di bagian: kemaluan,kumis,jenggot,bulu dada,bulu tangan dan kaki, bulu ketiak,
adanya perubahan jenis suara, dari anak-anak ke suara paru dan besar seperti
orang dewasa, serta timbulnya jakun.
Dan
untuk remaja putri, juga akan timbul rambut di beberapa bagian: kemaluan, ketiak,
kadang timbul bulu tipis di wajah, tangan dan kaki, tapi tidak lama lagi akan
hilang, adanya perubuhan suara, dari anak-anak ke suara dewasa yang rendah,
halus dan dalam. Karaktreristik-karakteristik diatas selalu mendahului
tanda-tanda seorang anak memasuki masa remaja. Setelah timbul karakteristik
seks sekunder, akan timbul karakteristik seks primer. Remaja putra akan
mengalami membesarkan ukuran oragan reproduksi luar, yaitu penis, skrotum, dua
testi yang ada didalamnya. Membesarkan oragan ini merupakan persiapan fisik
aslinya, yaitu untuk alat reproduksi. Kematangan ini ditandai dengan pengalaman
mimpi basah.
Dan bagi remaja perempuan akan
mengalami mebesarnya ukuran daerah perut yang berada tepat di atas kemaluan.
Hal ini disebabkan oleh membesarnya ukuran organ reproduksi yang berda di
dalamnya. Kematangan ini ditandai dengan menstruasi. Secara fisikpun, kalian
akan mengalami perkembangan yang sangat cepat. Tubuhmu tiba-tiba menjadi tinggi
dan besar. Hal ini sering disebut dengan percepatan pertumbuhan atau lonjakan
pertumbuhan. Lonjakan pertumbuhan anak putri terjadi pada usia 11 atau 12 tahun
dan melewati pertumbumbuhan anak putra dalam ukuran tinggi badan. Hal ini
berlangsung sampai usia 14 tahun. Pada usia 15 tahun, pertumbuhan anak putri
mulai melambat. Lain halnya dengan anak putra, terjadi lonjakan pertumbuhan
pada usia 14 tahun, pada mas ini pertumbuhannya melampaui anak putri. Dalam
perkembangannya, anak putra mengalami pertumbuhan yang pesat mulai usia 16
hingga 20 tahun. ( Akram Ridha, 2006).
Siklus Reproduksi Wanita dari Menstruasi sampai Kehamilan
Pada wanita, peran
hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih
komplek dibandingkan para pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam
proses reproduksi adalah dalam siklus mentruasi.
Siklus menstruasi
Menstruasi (haid)
adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai
pelepasan endometrium. Mentruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma.
Siklus mentruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder
dari ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan
ovarium, yang berkaitan dengan adanya kerjasama anatara hipotalamus dan
ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang
mempengaruhi mekanisme siklus mentruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai
siklus mentruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu
ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (1/2 n)
mentruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi , ovulasi terjadi
pada hari ke-14 terhitung sejak hari pesrtama mentruasi . siklus menstruasi
dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase mentruasi, fase pra-ovaluasi, fase
ovaluasi, fase pasca ovaluasi.
Fase menstruasi
Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak
dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga
dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh
dara menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini
biasanya berlangsung selama lima hari . bolume darah yang dikeluarkan rata-rata
sekitar 50ml.
Fase pra-ovulasi
Pada fase pra-ovulasi atau akhir menstruasi,
hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisik
untuk mengeluarkan FSH, adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di
dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit
primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut
folikel de Geaff dengan ovum di dalanya. Selama pertumbuhan folikel juga
mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir yang
bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih
mendukung lingkungan hidup sperma.
Fase ovulasi
Pada fase mendekati fase ovulasi atau
mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan
kadar estrogen selama fase pra-ovylasi menyebankan reaksi umpan balik negatif
atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan
konsentrasi FSH menyebabkan hipofisik melepaskan LH. LH merangsang pelepasan
oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu
saat terjadi pelepasan oosit. Sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi
oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de
Graaf yang ditinggalkan oleh oosiy sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan
berkerut dan berubah menjadi korupus leteum. Korpus luteum tetap memperoduksi
estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graf memproduksi estrogen) dan hormon
lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menembalkan
dinding dalam uterus atau endometrium dn menumbuhkan pembuluh-pembuluh dara
pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi
progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman
(implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses
pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-1 sampai ke-28. Namun, bila sekitar
hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum, akan berubah menjadi korpus
albikan. Korpus albikan memiliki konsentrasi estrogen dan progesteron akan
menurun. Pada kondisi ini, hipotesis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan
selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase
mentruasi berikutnya.
Fertilisasi
Fertilisasi atau
perubahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Fertilisasi umunya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk.
Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus
menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder
yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan
sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan
disebalah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit
sekunder. Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi
aktivitas yang saling mendukung . pada saat satu sperma menembus oosit
sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan
senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh
sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II
pada inti oosit sekunder, sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai
penyelesaian meiosis II dihasilakan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut
inti oosit sekunder. Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti
(nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi.
Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang
mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilakan zigot dengan 23
pasangan kromosom (2n) atau 46 kromosom.
Gestasi (kehamilan)
Zigot akan ditanam (diimplantasikan)
pada endrometrium uterus. Dalam perjalanan ke uterus, zigot membelah secara
mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama
besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Proses Kehamilan
Kehamilan
merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya
akan mengalami kehamilan. Apabila kehamilan ini direncanakan, akan memberi rasa
kebahagiaan dan penuh harapan . Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamila
dari bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya. Perubahan
ini terjadi akibat adanya ketidak seimbangan hormon progestrogen dan hormon
estrogen yakni hormon kewanitaan yang ada di dalam tubuh ibu sejak terjadinya
proses kehamilan. Adanya ketidak seimbangan hormon ini akan merangsang lambung
sehingg asam lambung menjadi meningkat, dan menimbulkan rasa mual sampai
muntah, bila adaptasi ibu tidak kuat. Bahkan ada yang sampai tidak mampu lagi
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari, misalnya memasak, mecuci, mandi,
makan, bahkan harus istirahat di tempat tidur, sampai ada yang dirawat dirumah
sakit. Pada ibu hamil yang mampu beradaptasi terhadap perubahan keseimbangan
hormon ini, perasaan mual tidak begitu dirasakan, mereka bisa melaksanakan
aktivutas sehari-hari seperti tidak hamil.
Awal proses kehamilan
Kehamilan
(alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur
wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke
indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sprerma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata
setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah
tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur.
Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik.
Apabila pembuhan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan
berukuran 0,2mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim. Kurang
lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuhan, sel telur yang telah dibuahi akan
masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur, selaput
dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang telah
dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel
telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk semcam
akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang berkandung dalam selaput dalam
rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut hlus ini nantinya memiliki
fungsi yang sangat penting untuk janin. Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang
telah dibuahi dan keluar dari indung telur sudah berbentuk sebagai satu garis.
Peratama yang terbentuk adalah syaraf. Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu
otak dan sumsum. Segera setelah ini cikal bakal organ tubuh penting seperti
jantung, pembulu darah, otot, dll sudah mulai terbentuk. Dilain
pihak plasenta (ari-ari) yang berfungsi menyelimuti janin selama proses
kehamilan juga sudah mulai terbentuk. Sampai usia kehamilan 3 minggu ini janin
masih belum bisa dideteksi. Pada saat ini kepala bayi kurang lebih setengah
dari panjang badan, dimana bayi masih tampak seperti ekor saja.
Proses kehamilan dan perkembangan janin dalam kandugan
Prose kehamilan
adalah prose dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadinya
pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280
hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri
adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal
bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Dalam dunia
kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbhan
fisik bayi. Masing –masing fase tersebut disebut trimester:
a. Trimester pertama (minggu 0-2)
Dalam fase ini ada tiga periode penting
pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.
1) Periode Germinal ( minggu 0-3)
Proses pembuahan
telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari
hari pertama mestruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari
tuba falopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
2) Periode Embrio (minggu 3-8)
Proses dimana sistem syaraf pusat,
organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan
lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin mulai
berubah dari blastosis mrnjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang
besar.
3) Periode Fetus (minggu 9-12)
Periode dimana semua organ penting
terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi.
b) Trimester kedua ( minggu 12-24)
Pada
trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin. Pada minggu ke-18
kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk mengecek
kesempurnaan jani, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit dan rambut berkembang dan mengeras pasa minggu ke 20-21.
Indera penglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan
menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30cm.
c) Trimester ketiga (24-40)
Dalam
trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan
aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia
sudah memiliki periode tidur dan bangun . masa tidurnya jauh lebih lama
dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
Pada
bulan ke-9 ini, janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap
untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisaran 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm.
PROSES MENYUSUI
Menyusui adalah
proses pemberian susu kepada bayi dengan air susu ibu dari payudar ibu. Bayi
mengguakan reflek menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Seorang bayi
dapat disusui oleh ibunya sendiri atau oleh wanita lain (Yohana, 2011).
Bagaimana cara menyusui bayi yang
benar.
The American
Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan
selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI
eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan,
menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui
sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang
melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki
keberhasilan yang lebih besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir
sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5
menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan
semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan produksi
ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara cukup untuk
bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui.
Frekuensi menyusui
yang sering dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah payudara nyeri dan sakit
karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan meminimalkan kemungkinan bayi
menjadi kuning.
Jumlah ASI yang normal diproduksi pada
akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3
minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI
dapat mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa
banyak bayi menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon
prolaktin dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI. Menyusui dapat berkaitan
dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan krim
vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga
sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap puting sebelum
mengangkatnya dari payudara. Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori
lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap
kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI tidak memiliki
suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia lebih dari 6
bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada ibu menyusui
dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres dapat menurunkan
jumlah produksi ASI.
Terdapat berbagai
posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan
badan bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan
nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman. Cara menyusui yang benar adalah
:
- Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah
- Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi akan melekat sempurna dengan payudara
- Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan jari ibu
- Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih dahulu
- Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan lingkaran gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi
- Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan menimbulkan luka pada putting
Keuntungan Menyusui bagi Bayi
ASI menyediakan
nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta
laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan
pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama,
dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan
perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang lebih cepat dari infeksi.
Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam kolostrum sehingga
memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif terhadap infeksi. Terdapat
faktor bifidus di dalam air susu ibu yang menyebabkan pertumbuhan dari
Lactobacillus bifidus yang dapat menurunkan kumpulan bakteri patogen
(menyebabkan penyakit pada manusia) penyebab diare. Berdasarkan penelitian di
negara maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi saluran pernapasan bawah,
otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis bakteri (radang selaput
otak), infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing enterocolitis. Karena
protein yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik untuk manusia, maka
pengenalan lebih lama terhadap protein asing atau protein lain yang terdapat di
dalam susu formula, dapat mengurangi dan memperlambat terjadinya alergi.
Keuntungan bagi Ibu
Hormon oksitosin
dilepaskan selama menyusui yang menyebabkan peningkatan kontraksi rahim,
mencegah involusi rahim, dan menurunkan angka kejadian perdarahan setelah
melahirkan. Wanita yang menyusui, menurunkan angka kejadian kanker indung telur
dan kanker payudara setelah menopause sesuai dengan lamanya waktu dia menyusui.
Wanita yang menyusui juga dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan
patah tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian obesitas
karena kehamilan.
Meyusui dapat
menciptakan ikatan antara ibu dengan bayi yang juga dapat mengurangi biaya
dibandingkan dengan pemakaian susu formula. Menyusui memperlambat ovulasi
(keluar dan matangnya sel telur) setelah melahirkan sehingga menjadi suatu
bentuk KB alamiah.
Tanda bahwa bayi menyusu dengan benar
- Mulut bayi seluruhnya tertangkup di puting dan payudara
- Dahi bayi menyentuh payudara
- Payudara tidak nyeri ketika disusui
- Apabila ibu dapat melihat daerah gelap di sekitar payudaranya, maka ibu seharusnya melihat daerah gelap tersebut lebih banyak di atas bibir bayi bagian atas dibandingkan bibir bagian bawah
- Pipi bayi tidak tertekan atau tetap pada posisinya
- Bayi anda secara teratur menghisap dan menelan ASI, normal apabila sesekali bayi berhenti
- Apabila bayi sudah selesai menyusu maka dia akan melepaskan puting dengan sendirinya
Tanda bahwa bayi mendapatkan ASI dalam jumlah cukup adalah :
- Bayi akan terlihat puas setelah menyusu
- Bayi terlihat sehat dan berat badannya naik setelah 2 minggu pertama (100-200 g setiap minggu)
- Puting dan payudara ibu tidak luka
- Setelah beberapa hari menyusu, bayi akan buang air kecil minimal 6-8 kali sehari dan buang air besar berwarna kuning 2 kali sehari
- Apabila bayi selalu tidur dan tidak mau menyusui maka sebaiknya bayi dibangunkan dan dirangsang untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali setiap harinya.
Hal yang Harus Diperhatikan ketika Menyusui
Beberapa hal yang membuat menyusui tidak diperkenankan adalah :- Ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol dalam jumlah berlebihan
- Bayi dengan galaktosemia
- Ibu dengan penyakit HIV/AIDS
- Ibu dengan penyakit Tuberkulosis (TBC) yang tidak diobati dan masih aktif. Wanita tersebut dapat memberikan ASI kepada bayinya apabila pengobatannya sudah menujukkan keberhasilan terapi
- Ibu dengan penyakit varisela (cacar). Apabila bayi sudah diberikan Imunoglobulin virus varisela zoster, maka bayi tersebut dapat disusui apabila tidak terdapat luka di puting. Dalam waktu 5 hari setelah lenting-lenting muncul, antibodi ibu dibentuk, dan menyusui pada saat ini dapat memberikan kekebalan pasif bagi bayi
- Herpes yang aktif pada payudara
Menyusui dapat dilakukan pada keadaan :
- Infeksi Cytomegalovirus (CMV) bawaan atau didapat pada bayi yang sehat. Bayi tersebut sebaiknya disusui karena ASI mengandung antibody
- Ibu dengan penyakit Hepatitis B, apabila bayi sudah diberikan Imunoglobulin Hepatitis B serta vaksin Hepatitis B (wanita dengan Hepatitis B yang sedang aktif sebaiknya tidak menyusui)
- Ibu dengan penyakit Hepatitis A, apabila bayi sudah menerima Imunoglobulin Hepatitis A serta vaksin Hepatitis A
- Masih merupakan kontroversi wanita dengan Hepatitis C dapat menyusui atau tidak
Obat-obatan selama Menyusui
Penggunaan
obat-obatan antikanker, tirotoksik, dan obat imunosupresan (penurun kekebalan
tubuh) tidak diperbolehkan selama menyusui. Menyusui dapat dilanjutkan apabila
ibu sedang dalam terapi antibiotik. Meskipun obat antikejang yang diminum oleh
ibu terdapat juga di dalam ASI, namun obat ini tidak perlu dihentikan kecuali
bayi mengalami sedasi.
Kontrasepsi selama Menyusui
Pada wanita yang
tidak menyusui, waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 45 hari setelah
wanita tersebut melahirkan (jangka waktu 25-72 hari). Pada wanita menyusui,
waktu rata-rata ovulasi berikutnya adalah 190 hari.
- Metode Amenorea Laktasi. Metode ini dapat menyediakan proteksi sebesar 95-99% dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan apabila persyaratannya dipenuhi. Menyusui setiap 4 jam di siang hari, dan setiap 6 jam di malam hari. Makanan tambahan untuk bayi hanya 5-10% dari total
- Metode nonhormonal. Dapat dengan menggunakan kondom, spiral, atau sterilisasi
- Kontrasepsi Progestin (minipil, suntik, susuk). Kontrasepsi progestin tidak mengganggu kualitas dari ASI dan bahkan dapat meningkatkan jumlah dari ASI. Merupakan metode kontrasepsi pilihan bagi wanita menyusui. Direkomendasikan oleh ACOG penggunaan pil progestin 2-3 minggu setelah melahirkan, suntikan dan susuk 6 minggu setelah melahirkan. Harus diingat mengenai penurunan efektivitas dari kontrasepsi progestin pil apabila tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya
- Kontrasepsi kombinasi estrogen-progesteron. Kontrasepsi kombinasi dapat menurunkan kualitas dan kuantitas dari ASI. WHO menganjurkan penggunaan pil ini minimal 6 bulan setelah melahirkan
Mastitis
Mastitis adalah
infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis
umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan. Mastitis ditandai dengan nyeri
pada payudara, kemerahan, area payudara yang membengkak, demam, menggigil, dan
lemah. Penyebabnya adalah infeksi Stafilokokus aureus. Mastitis ditangani
dengan pemberian antibiotika.
Problema Ibu Menyusui Dan Penanganannya
1. Putting susu datar/tertarik kedalam (Inverted Nipple) Penanganannya:
Dengan pengurutan putting susu, posisi
putting susu ini akan menonjol keluar seperti keadaan normal. Jika dengan
pengurutan posisinya tidak menonjol, usaha selanjutnya adalah dengan memakai
Breast Shield atau dengan pompa payudara (Breast Pump). Jika dengan cara-cara
tersebut diatas tidka berhasil (ini merupakan True Inverted Nipple) maka usaha
koreksi selanjutnya adalah dengan tindakan pembedahan (operatif).
2. Putting susu lecet (Abraded and or cracked nipple) Penyebabnya:
· Tehnik
menyusui yang kurang tepat.
· Pembengkakan
payudara
· Iritasi
dari bahan kimia, misalnya sabun
· Moniliasis
(infeksi jamur)
Penanganan:
- Posisi bayi sewaktu menyusu harus baik
- Hindari pembengkakan payudara dengan lebih seringnya bayi disusui, atau mengeluarkan air susu dengan urutan (massage)
- Payudara dianginkan di udara terbuka
- Putting susu diolesi dengan lanolin
- Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet Nystatin.
- Untuk mengurangi rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika.
Pembengkakan payudara (Engorgement)
Penyebab:
Pengeluaran air
susu tidak lancar oleh karena putting susu jarang diisap.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat
- Payudara diurut sehingga air susu mengalir keluar, atu dengan pompa payudara.
- Bayi disusui lebih sering
- Untuk menghilangkan rasa sakit, diberi pengobatan dengan tablet analgetika
Saluran air susu tersumbat (Obstructed Duct)
Penyebab:
- Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu jarang dikeluarkan.
- Adanya penekanan saluran air susu dari luar.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat, setelah itu bayi disusui
- Payudara siurut (massage), setelah itu bayi disusui
- Bayi disusui lebih sering
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.
Mastitis (peradangan payudara)
Penyebab:
Umumnya didahului dengan: putting susu
lecet, saluran air susu tersumbat atau pembengkakan payudara.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat
- Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
- Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu jangan dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
- Istirahat yang cukup.
Sekresi dan pengeluaran air susu kurang
Penyebabnya:
- Isapan pada putting susu jarang, atau diisap terlalu singkat
- Metode isapan bayi kurang efektif
- Bayi sudah mendapat makanan tambahan hingga keinginan untuk menyusu berkurang.
- Nutrisi (makanan) ibu kurang sempurna
- Adanya hambatan atas let’s down reflex, misalnya oleh karena stress atu cemas
- Obat-obatan yang menghambat sekresi air susu
- Kelainan hormonal
- Kelainan parenchym payudara.
Abses payudara
Penyebab: Infeksi bakterial, khususnya
staphylococcus virulent
Penanganan:
- Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang ampuh
- Pus dikeluarkan dengan pompa payudara.
- Atau kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran (drainage) pus
- Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya asal saja si ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
- Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi diberi ASI donor.
Tumor Payudara
Tumor payudara
yang dijumpai pada masa laktasi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan biopsi tanpa
menghentikan laktasi. Dari pemeriksaan patologi sediaan biopsi ini, sikap
tentang laktasi diputuskan. Laktasi dapat dilanjutkan jika tumor jinak,
kemudian tumor dieksterpasi (dibuang).Jika ibu mendesak untuk segera dilakukan
ekstirpasi, maka permintaan ini dikabulkan tanpa menghentikan laktasi. Jika
ternyata jenis tumor ganas (kanker), maka laktasi segera dihentikan (bayi
disapih). Kanker payudara lebih sering dijumpai pada kelompok ibu yang
tidakmenyusui bayinya dibandingkan dengan kelompok ibu yang menyusui bayi.
Ibu menderita hepatitis atau pembawa kuman (carrier)
Ibu yang darahnya
mengandung hepatitis B antigen dapat menularkannya ke bayi semasa hamil
(transplacental), pada waktu persalinan, dan akibat hubungan (kontak) yang
berlangsung lama antara ibu-bayi. Penularan dari ibu kepada bayi ini dikenal
dengan istilah “Vertical Transmission”. Beberapa peneliti melaporkan bahwa air
susu penderita Hepatitis B mengandung hepatitis B antigen, tetapi penularan melalui
ASI belum dapat dipastikan. Bayi yang lahir harus diberi Hepatitis B
immunoglobulin. Ibu yang dalam keadaan infeksi aktif tidak dianjurkan untuk
menyusui bayinya.
Herpes
Ibu yang mendapat infeksi CMV dapat
menularkannya melalui ASI. Untuk mencegah penularan, laktai dihentikan.
Persalinan operatif (seksio sesarea)
Seksio sesarea
tanpa komplikasi berat, ibu dapat menyusui bayinya 12 jam pasca persalinan.
Sebaiknya obat-obatan untuk si ibu diberikan setelah bayi disusui. Bayi yang
dilahirkan dengan seksio sasarea dan belum dapat disusui, ASI harus dipompa dan
diberikan kepada bayinya dengan menggunakan sendok teh.
Toksemia
Persalinan pada
ibu yang menderita pre eklampsia/eklampsia yang masih mendapat pengobatan
diuretik, antihipertensi ataupun sedativa, sebaiknya bayi jangan diberi ASI.
ASI dipompa dan dibuang, dan bayi diberi air susu ibu dari donor. Setelah
kondisi ibu pulih dan obat-obatan dihentikan, ibu dianjurkan menyusui bayinya.
Tuberkulosis
Ibu yang menderita
TBC boleh menyusui bayinya. Si Ibu diberi pengobatan dan bayi diberi INH atau
divaksinasi dengan BCG dari jenis INH resistant straint. Ibu yang menderita TBC
payudara TBC payudara tidka dianjurkan menyusui bayinya.
Lepra
Ibu penderita lepra dibolehkan menyusui bayinya. Ibu dan bayi berhubungan hanya waktu menyusui, setelah selesai, dipisah kembali. Ibu dan bayi diberi pengobatan oral diaminodiphenyl sulfone.Diare
oleh sebab infeksi bacterial Ibu yang menderita diare oleh bakteri boleh menyusui bayinya setelah lebih dahulu si Ibu diberi pengobatan.Diabetes mellitus
Penderita diabetes mellitus dibolehkan
menyusui bayinya.
Hypertyroidisme
Ibu penderita hypertyroidisme boleh
menyusui bayinya, asal saja kadar T4 dan TSH dalam darah bayi diukur secara
berkala.
Psikosis
Ibu yang menderita psikosis tidak
dianjurkan menyusui bayinya oleh karena dikhawatirkan bayi mendapat perlakuan
buruk.
Ibu bekerja
Penyebab utama penyapihan bayi adalah
ibu yang aktif bekerja. Sebaiknya diberi kesempatan pada si Ibu untuk menyusui
bayinya ditempat ia bekerja.
0 Comments