MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
BIOPSIKOSOSIAL
oleh :
SHELY MEGAWATY
NENDYA
OKTAVIALIA
Manusia Sebagai Makhluk Biologi
Manusia
sebagai makhluk biologis maksudnya manusia membutuhkan makan,minum dan seks
layaknya makhluk ciptaan tuhan lainnya. Akan tetapi, disamping itu juga manusia
dibekali akal untuk mengontrol hidupnya, sehingga selain sebagai makhluk
biologis manusia juga sebagai makhluk ekonomi, politik,hukum,sosial dan
psikologi.
Manusia
adalah mahluk hidup yang lahir, tumbuh
dan berkembang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan. Sebagai mahluk biologi
manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Manusia merupakan susunan sel-sel yang hidup
yang membentuk satu jaringan dan jaringan akan bersatu membentuk organ dan
system organ. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor meliputi :
a.
Faktor
lingkunganmeliputi :idiologi, politik, ekonomi, budaya, agama.
b.
Faktor
social : sosialisasi dengan orang lain
c.
Faktor
fisik : geografis, iklim/cuaca.
d.
Faktor
fisiologis : sistem tubuh manusia
e.
Faktor
psikodinamik : kepribadian, konsep diri, cita-cita.
f.
Spiritual
: pandangan, motivasi, nilai-nilai.
Manusia Sebagai Makhluk Psikologi
Manusia
sebagai makhluk psikologi adalah manusia sebagai makhluk yang bisa berpikir,
berperasaan, dan berkehendak.Prilakunya ditentukan dan dipengaruhi oleh pikiran
dan perasaannya. Dalam mengambil keputusan, manusia tentu melalui serangkaian
proses berpikir yang selanjutnya dipertimbangkan dengan perasaannya yang
hasilnya akan ditentukan oleh pola piker dan landasan perasaan yang
dimilikinya.
Semua
kedudukan manusia ini, dihasilkan dari AKAL yang dianugerahkan kepada manusia
sebagai suatu nilai lebih yang menghasilkan berbagai keistimewaan pada diri
manusia itu sendiri.Pada dasarnya, akal inilah yang menyebabkan manusia
memilikiaspek kehidupan yang kompleks yang pada akhirnya menyebabkan manusia
memiliki berbagai kedudukan dalam hidup dan kehidupannya.
Hal ini
membuktikan bahwa manusia tidak hanya berkedudukan sebagai makhluk biologis
saja yang makan, minum, bernafas, berkembangbiak, tetapi juga sebagai makhluk
EKOPOLHUKSOS-PSIKOL yang merupakan pembeda antara manusia dengan makhluk
lainya.
Manusia
dikatakan sebagai makhluk psikologis karena memiliki kepribadian yang unik,
memiliki tingkah laku yang merupakan manifestasi dari kejiwaan, memiliki
kecerdasan dan daya pikir, serta memiliki kebutuhan psikologis untuk
mengembangkan kepribadian.
Ciri-ciri
manusia sebagai makhluk psikologi adalah :
1. Memiliki struktur kepribadian yang terdiri
dari Id ( aspek bio ), Ego ( aspek
psikologi ) dan super ego ( aspek social ).
2. Dipengaruhi perasaan dan kata hati.
3. Memiliki daya pikir dan kecerdasan.
4. Memiliki kebutuhan psikologis agar pribadi
dapat berkembang.
5. Kebutuhan psikologis terdiri dari pengurangan
ketegangan, kemesraan dan cinta, kepuasan alturistik, kehormatan dan kepuasan ego.
6. Memiliki kepribadian yang unik.
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia
dikatakan makhluk social yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa
melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Manusia dikatakan makhluk sosial,
juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok
dengan orang lain. Seringkli didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan
masing-masing.Misalnya, orang kaya cenderung berteman dengan orang kaya.Orang
yang berprofesi sebagai artis, cenderung mencari teman sesama artis.
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan
sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti
membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap
manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan
berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling
berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Manusia
bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan lingkungan untuk
menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan
hidup sejenisnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin
berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa
berjalan saja manusia harus belajar dari manusia lainnya.
Tanpa
bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi
atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaanya.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian
dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi
dengan orang lain.
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup
ditengah-tengah manusia.
Manusia
membutuhkan manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Ciri-ciri manusia
sebagai makhluk sosial adalah :
1. Sebagai makhluk yang tidak dapat lepas dari
orang lain manusia memiliki cipta (kemampuan untuk melakun sesuatu), rasa
(perasaan), dan karsa (tujuan).
2. Manusia hidup dalam kelompoknya (keluarga,masyarakat).
3. Manusia selalu bersosialisasi, berhubungan,
menyesuaikan diri, saling mencintai, menghormati, dan slaing menghargai manusia
lain dari masa kanak-kanak sampai dengan meninggal dunia.
Telah
berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan
pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki
unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan.
2.
Dorongan
untuk mempertahankan diri.
3.
Dorongan
untuk melangsungkan jenis.
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana
individu dan perkembangannya, sebagai makhluk sosial dimana antar individu
merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan.Sehingga
komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran manusia sebagai makhluk
sosial. Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk
meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang
terdiri dari:
1. Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana
manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga
dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
2. Penghematan tenaga dimana ini merupakan
tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia
sehingga kinerja manusia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan
efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat
paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi di dalam kehidupan
masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu
sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya
sendiri melalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri
punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan
sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam
hubungannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia
satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal
yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal :
1. Tekanan emosional, ini sangat mempengaruhi
bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2. Harga diri yang rendah, ketika kondisi
seseorang berada di dalam kondisi yang direndahkan maka akan memiliki hasrat
yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lainkarena kondisi tersebut dimana
orang yang direndahkan membutuhkan kasih sayang dari orang lain atau dukungan
moral untuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial, orang yang terisolasi harus
berinteraksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk situasi
yang harmonis.
Di
dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian.Manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu
kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain.
Faktor yang mempengaruhi pilihan masyarakat dalam memilih
pelayanan kesehatan
a. Kualitas Pelayanan
Menurut Pohan
(2006), layanan kesehatan yang berkualitas adalah suatu layanan kesehatan yang
dibutuhkan dan ditentukan oleh
profesi layanan kesehatan, sekaligus
diinginkan baik oleh pasien
ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya
beli masyarakat.
Brown mengemukakan
bahwa terdapat sepuluh dimensi
mutu pelayanan kesehatan meliputi antara lain:
kompetensi teknis, keterjangkauan, efektifitas, efisiensi, kesinambungan, keamanan, kenyamanan, informasi, ketepatan
waktu dan hubungan antar
manusia (Mamik, 2010).
Sedangkan menurut Zeithaml, dkk
dalam Bustami(2011) menyatakan
bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Reliability (Keandalan)
2) Responsiveness (Daya tanggap)
3) Assurance (Jaminan)
4) Empathy (Empati)
5) Tangibles ( Penampilan fisik)
b. Fasilitas
Mamik (2010)
menyatakan fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan
dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Pendapat Mamik tersebut
dikaitkan dengan fasilitas
di rumah sakit adalah kelengkapan peralatan yang
dimiliki rumah sakit untuk
menunjang kelancaran pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan bagi pasien. Perlengkapan fasilitas di rumah sakit
seperti pemeriksaan laboratorium,
adanya mobil untuk merujuk
pasien.
c.
Biaya pengobatan
Menurut Kozier
(2010) membayar biaya layanan perawatan kesehatan
menjadi masalah besar. Sistem pemberian pelayanan kesehatan sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
total negara. Alasan peningkatan biaya disebabkan
antara lain : perlengkapan dan fasilitas yang
semakin modern, inflasi meningkatkan semua
biaya, jumlah orang yang
tidak mempunyai asuransi meningkat, biaya resep
obat terus merangkak naik.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh seorang pasien yang berobat
dapatmenimbulkan persepsi, artinya biaya
yang dikeluarkan menimbulkan persepsi
yaitu biaya mahal atau
biaya yang murah. Persepsi
klien terhadap biaya yang telah
dikeluarkan dan membandingkan dari hasil pelayanan kesehatan menjadikan rasa
puas atau kurang puas.
Rasa puas timbul apabila biaya
yang telah dikeluarkan sebanding
dengan pemeriksaan yang diterimanya, sebaliknya klien
merasa kurang puas apabila
biaya yang telah dikeluarkan tidak
berbanding lurus dengan apa
yang dirasakan dari pemeriksaan kesehatan tesebut (Tjiptono,2005).
tujuan pelayanan kesehatan adalah meningkatkan
pelayanan kesehatan dan mencegah penyakit yang sasaran utamanya adalah
masyarakat. Karena ruang lingkupnya masyarakat maka peran serta pemerintah
besar dan juga peran serta dari masyarakat berupa penggalangan potensi
masyarakat sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
Syarat pokok pelayanan kesehatan adalah :
a. available
and continous
tersedia di masyarakat dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan dan keberadaannya ada
pada setiap saat dibutuhkan.
b.
acceptable and appropriate
dapat diterima dan wajar.
dapat diterima dilihat dari sudut pandang bahwa pelayanan kesehatan tersebut
tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
c. accesible® sudut pandang lokasi yang mudah dicapai.
d. affordable® sudut pandang biaya.
e. quality® memuaskan customer dan tidak melanggar kode
etik dan sop yang ditetapkan.
Daftar Pustaka
Notoatmodjo, Soekidjo. 1986. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta
: Rineka Cipta, 2007.
Notoatmodjo,
Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
http://Daniati16
blogspot.in/2014/02/Makalah-Manusia-Sebagai-Makhluk-Hidup_25.html.
(Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Homeoatatis, Kozier, 2000.
La Ode Jumadi, 1999 :40.
Litbangkes, 1997.
NASKAH_PUBLIKASI.pd
0 Comments