Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen serupa, tidak terjadi penyakit.
1. Kekebalan aktif adalah kekebalan yg dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpapar pada antigen baik secara alamiah maupun imunisasi. Kekebalan aktif berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik
2. kekebalan pasif adalah kekebalan yg diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu sendiri. Misal pada janin yang diperoleh dari ibu, kekebalan setelah suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak
berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh.
Vaksinasi adalah : memberikan vaksin (bakteri/virus hidup dilemahkan/ mati, komponen) atau toksoid.
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam
mulut untuk merangsang kekebalan tubuh penerima. Sesuai jadwal yg ditetapkan.
Jenis-jenis vaksin :
1. VAKSIN BCG (Bacillus Calmette Guerin)
·
Bentuk beku kering, mengandung Mycobacterium bovis hidup yg sdh dilemahkan
·
Indikasi : pemberian kekebalan aktif à tuberkulosa
·
Kemasan dlm ampul beku kering
·
Cara pemberian:
–
BCG dilarutkan dgn pelarut NaCl 0,9% sebanyak 4 mL
–
Dosis 0,05 mL secara IC di lengan atas (insertio musculus deltoidus) dgn jarum 26 G
–
Untuk bayi dan
1 tahun
–
Vaksin harus digunakan sebelum 3 jam
–
Pelarut disimpan pada suhu kamar, jgn di freezer
·
Kontra indikasi:
–
Ada penyakit kulit menahun/berat seperti eksim, furunkulosis.
–
Bayi sedang menderita TBC
·
Efek Samping :
–
Tdk ada reaksi demam
– 1-2 mg akan timbul indurasi dan kemerahan
pada tempat suntikan akan menjadi pustula, pecah dan menjadi luka
–
Luka tidak perlu pengobatan, sembuh spontan dan tidak meninggalkan parut
–
Kadang terjadi pembesaran kel. Di ketiak/ lehar terasa padat dan tidak sakit
2.
VAKSIN DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus)
· Vaksin yg terdiri dari toksin yoxoid difteri dan tetanus dimurnikan serta bakteri pertusis yg di inaktivasi
·
Indikasi : kekebalan simultan terhadap Difteri, Pertusis, Tetanus
·
Kemasan Vial, vaksin berbentuk cair
·
Cara pemberian
‒
Sblm diberikan dikocok agar suspensi homogen
‒
Sebelum disuntikkan kondisikan vaksin pd suhu kamar
‒
Disuntikan dgn dosis 0,5 mL sebanyak 3 dosis IM
‒
Dosis I Ã 2 bln, selanjutnya dgn interval
minimal 4 mg
·
Kontra Indikasi
‒
Gejala keabnormalan otak pd
BBL/Gejala keabnormalan saraf KI pertusis
‒
Anak yg mengalami gejala parah pada dosis I harus dihindarkan komponen pertusis pada dosis II DT saja
·
Efek Samping
·
Lemas, demam, kemerahan pd tempat suntikan
· Kadang terjadi gejala berat spt : demam tinggi, irritabilitas, meracau selama 24 jam setelah imunisasi
3.
VAKSIN TT (Tetanus Toksoid)
·
Vaksin yang mengandung tetanus yg dimurnikan
·
Indikasi : pemberian aktif terhadap tetanus
·
Cara pemberian :
‒
Sebelum diberikan kocok dahulu
‒
Kondisikan vaksin dalam suhu kamar
‒ Utk mencegah tetanus neonatal 2 dosis primer IM, 0,5 mL dgn interval 4 mg kemudian dosis ke 3
interval 6 bulan
‒
Utk WUS 5 dosis
·
KontraIndikasi:
‒
Gejala berat pada dosis pertama TT
‒ Individu yg terkena HIV baik tanpa gejala maupun dengan gejala TT dgn standar tertentu
·
Efek Samping
‒
Jarang dan ringan – lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan,
‒
Kadang demam
4.
VAKSIN DT (Difteri dan tetanus)
‒
Vaksin yg mengandung toxoid difteri dan tetanus
yang dimurnikan
‒
Indikasi : kekebalan thd difteri dan tetanus
‒
Cara pemberian:
o
Dikocok dulu agar homogen
o
Kondisikan hingga suhu kamar
o
Dosis 0,5 mL secara IM,
o
Dianjurkan anak
8 tahun
0 Comments